Bukan Kader, Pengamat Politik: Marianus Sae Bukan Pilihan Tepat Untuk PDIP

KOTA KUPANG-NTT, (News Indonesia) – Pengamat Politik Universitas Muhamadyah Kupang, Dr. Ahmad Atang menilai bahwa penetapan Marianus Sae sebagai Calon Gubernur NTT dari PDIP merupakan pilihan yang tidak tepat karena Marianus Sae bukan kader ideologis yang memiliki roh perjuangan yang seirama dengan ideologi yang dianut oleh PDIP selama ini.

“Bagi saya penetapan Marianus Sae sebagai Calon Gubernur dari PDIP tidak tepat karena dia bukan kader ideologis yang memiliki arah dan roh perjuangan yang seirama dengan ideologi PDIP sementara ada sejumlah kader internal PDIP yang memiliki kapasitas yang mumpuni untuk disodorkan dalam Pilgub NTT kali ini,” ungkapnya.

Atang menilai, Hadirnya Marianus Sae sebagian Calon Gubernur dari PDIP justru melahirkan pembangkangan secara spontan dari kader PDIP baik secara terbuka maupun secara terselubung terhadap keputusan DPP.

“Penetapan Marianus Sae ikut mengganggu soliditas kader di internal PDIP sendiri sehingga bagi saya ini adalah bentuk pertarungan antar elit partai ditingkat pusat dan daerah dimana DPP lebih mengutamakan kepantingam elit partai ditingkat pusat untuk kali ini tanpa mengakomodir kader-kader potensial dari PDIP ditingkat daerah yang layak untuk disodorkan dalam Pilgub NTT kali ini,” jelasnya.

Selain itu Ahmad Atang juga menilai bahwa penetapan Calon Gubernur non kader PDIP juga dapat disimpulkan bahwa secara usia, cara berpikir Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri sudah semakin luntur berkurang untuk berpikir tentang kepentingan politik PDIP ditingkat Daerah sehingga dengan mudahnya dapat dikapitalisasi oleh kader-kader pragmatis ditingkat pusat.

“Ini menunjukkan bahwa secara usia, pikiran-pikiran Ibu Megawati sudah tidak fokus lagi dengan kepentingan kaderisasi partai ditingkat daerah karena faktor usia dan keinginannya untuk segera mengakhiri jabatannya sebagai Ketua Umum PDIP sehingga terjadinya polarisasi dan friksi kepentingan elit partai ditingkat pusat dan daerah yang membuat mega menjadi nyaman dengan keputusan yang diambil ini dan kepentingan elit pusat yang didengar,” ucapnya.

Bagi Ahmad Atang, Keputusan DPP untuk menentukan Calon Gubernur diluar kader PDIP merupakan sebuah tontonan pragmatisme politik yang hampir menyerupai Partai Golkar dimana memilih orang dari faktor finansial bukan dari kaderisasi yang terukur diinternal partai.

“Saya harapkan PDIP tidak meniru gaya politik pragmatis Partai Golkar dengan memilih orang dari pertimbangan asal menang dan asal punya uang kalau begitu maka PDIP bukan Partai kader dan partai ideologis lagi,” pungkas Atang.

Untuk diketahui, Penetapan Marianus Sae sebagai Calon Gubernur dari PDIP memantik reaksi penolakan keras dan pembangkangan secara spontan dari sejumlah kader potenaial PDIP untuk memilih hengkang dari PDIP, Dua Kader Potensial PDIP yang secara gentle menolak keputusan SK DPP PDIP adalah Ketua DPC PDIP, Raymundus Saudi Fernandes yang juga sebagai Bupati TTU dua periode dan Wakil sekretaris DPD PDIP NTT, Dolvianus Kolo yang menyatakan segera keluar dari PDIP jika Marianus Sae tetap menjadi Calon Gubernur dari PDIP disusul kader-kader kader lainnya. (Yoko/Amin)

Comment