Hari Pahlawan Nasional, Dirut PT Garam: Petani Garam ‘Pahlawan’ Pangan Nasional

JAKARTA, (News Indonesia) – Petani garam juga layak disebut sebagai pahlawan pangan. Pasalnya, berkat petani garam hampir semua kegiatan industri dapat dilaksanakan. Demikian disampaikan Direktur Utama PT Garam Persero, Budi Sasongko pada Hari Pahlawan Nasional yang ke-72 yang jatuh pada setiap tanggal 10 November.

Menurut Budi, seiring dengan bergesernya waktu dan lokus persoalan, pengertian pahlawan saat ini bukan lagi terbatas pada sosok yang berjuang untuk mengusir penjajah seperti yang dilakukan tokoh-tokoh pergerakan era revolusi bersenjata.

“Petani garam yang menjamin ketersediaan salah satu komoditas pangan juga pantas disebut sebagai pahlawan. Mereka juga berjasa terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Budi dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Jumat, (10/11/2017).

Tanpa petani garam, Budi mengaku mustahil mewujudkan program Nawa Cita pemerintahan Presiden Jokowi-JK untuk mewujudkan tercapainya kedaulatan garam nasional. Sehingga masa depan petani garam harus diperhatikan.

Baca Juga: Hari Pahlawan, Slamet Junaidi: Perjuangan “Belum Selesai”

Oleh karena itu, sebagai bentuk penghargaan terhadap mereka, Budi mengaku PT Garam merumuskan berbagai skema pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraan petani garam. Terlebih selama ini petani garam termasuk kelompok marjinal yang nyaris tidak diperhatikan.

“Menyadari besarnya peran dan sumbangsih para petani garam terhadap berbagai sektor kehidupan, PT Garam sudah menginisiasi beberapa rencana yang akan dilakukan ke depan, yang orientasinya untuk peningkatan kesejahteraan petani garam,” terang mantan Direktur Produksi PT Garam tersebut.

Pertama, PT Garam akan menyerap garam hasil produksi para petani lokal dengan harga yang menguntungkan petani.

“PT Garam akan membeli garam petani tidak kurang dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah diajukan kepada pemerintah. Sekitar Rp 1.900 per kg. Penentuan HET sudah mempertimbangkan aspek kesejahteraan petani garam,” lanjut Budi.

Kedua, Budi berjanji, PT Garam akan melakukan pendampingan intensif kepada para petambak garam rakyat. ”Pendampingan terhadap petani merupakan bagian dari komitmen PT Garam untuk menyelamatkan nasib petani garam dalam negeri. Melalui pendampingan, diharapkan petani dapat meningkatkan produksinya,” terang Budi.

Ketiga, PT Garam mempertimbangkan melibatkan pelaku usaha swasta dalam membangun industri pergaraman nasional. Masuknya swasta akan membawa masuknya teknologi pembuatan garam.

“Swasta itu juga sangat perlu untuk garam dan yang bisa mereka lakukan adalah mengadopsi teknologi yang sudah berstandar internasional sehingga bisa memenuhi persyaratan internasional,” tutup Budi.(Red)

Comment