JAKARTA, (News Indonesia) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur mengadakan acara Communication Days Tahunan yang ke-12 yang bertempat di Gedung Biru Auditorium Universitas Budi Luhur, Senin (06/11) kemarin.
Acara ini akan berlangsung selama tiga hari dan acara Communication Days ke -12 ini di ketuai oleh Muhammad Fahmi Azis dan Andi Nurhakim selaku ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur.
Acara tersebut di buka oleh Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Didik Sulistyanto selaku Rektor Universitas Budi Luhur dan di dampingi oleh Rocky Prasetyo Djati M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur. Turut hadir pula Rosita Niken Widiastuti selaku Ditjen Informatika dan Komunikasi Publik.
Pada tahun ke-12 Communication Days mengangkat tema besar yaitu ” CODE (Communication in the Digital Era)”. Dimana CODE sendiri di dalam komunikasi mempunyai arti yaitu ” Aturan untuk mengubah suatu informasi”.
Adapun maksudnya agar masyarakat paham bahwa ada aturan atau kode etik dalam menyampaikan suatu berita, sehingga dapat terciptanya berita yang benar dan akurat.
Menurut Ketua Pelaksana Muhammad Fahmi Azis dan menurut Ketua BEM Andi Nurhakim, bahwasanya dalam memasuki era digital media massa turut berkembang dengan dinamika masyarakat yang modern, dimana masyarakat semakin kompleks dengan kebutuhan informasi yang semakin meningkat.
Maka dari itu berita melalui online kini di anggap lebih cepat di banding media cetak atau penyiaran.
Dengan adanya media online dimana masyarakat di paksa untuk beradaptasi dalam suatu informasi, sehingga Era Digital membawa berbagai dampak positif yang bisa kita gunakan sebaik-baiknya.
Namun era digital juga memiliki dampak negatif yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial seseorang, oleh karena itu, untuk dapat menghindari dampak negatif.
“Sebaiknya kita harus mengimbangi dengan perkembangan mutu pendidikan yang baik dan perlu adanya koreksi ulang di dalam membaca dan menyampaikan informasi, sehingga dapat terhindar dari informasi palsu atau hoax,” tuturnya.
Sementara Rosita Niken Widiastuti selaku Ditjen Informatika dan Komunikasi Publik mengatakan, telah banyak beredar berita palsu atau hoax yang dapat mempengaruhi mental seseorang.
Dimana informasi tersebut dapat juga mempengaruhi terjadinya pergeseran pola pikir, pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam mengakses dan mendistribusikan informasi, sehingga banyak masyarakat percaya dengan berita palsu atau hoax.
Hal itu sebaiknya masyarakat haruslah lebih berhati-hati dalam menerima informasi dan sebaiknya di adakan koreksi ulang terlebih dahulu sebelum mentransfer kepada masyarakat, agar tidak terjadi kesalahan dalam menyampaikan informasi tersebut terangnya. (Vio/Jie)
Comment