PAMEKASAN, (News Indonesia) – Puluhan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pasca Reformasi (GEMPAR) melakukan aksi demo didepan Gedung Rektorat, Rabu (25/10/2017).
Kedatangan mereka menuntut sistem yang dinilai sudah menyalahi aturan terkait gaji karyawan honorer (tenaga kontrak, red) yang diduga kuat tidak sesuai dengan standart UMK.
Ditengah aksi demo, mahasiswa juga menyebarkan agitasi yang dikemas dalam empat point pokok. Diantaranya: (1) Gaji karyawan tenaga kontrak tidak sesuai dengan standart UMK. (2) Pemalsuan penyetoran data gaji karyawan dari pihak STAIN Pamekasan ke BPJS.
(3) Data upah (gaji) yang tertera di BPJS tidak sesuai dengan SK gaji tenaga kontrak (honorer). (4) Data gaji karyawan STAIN Pamekasan di lembaran BPJS di standartkan dengan UMK tahun 2017 (pemalsuan gaji).
Baca Juga: Antisipasi Letusan Gunung Agung, Ini yang Dilakukan Bakamla RI
Kordinator Lapangan (Korlap) aksi Syaiful Petuah, menekan Pihak STAIN agar secepatnya melakukan perbaikan sistem yang sudah menyalahi aturan terkait gaji tenaga kontrak (honorer) tersebut.
“Kami dari ‘Gempar’ punya bukti autentik terkait data tersebut. Jadi pihak STAIN Pamekasan jangan pura-pura bingung dan tidak tahu menahu terkait gaji yang sebenarnya tercantum di SK,” kata Syaiful pada sejumlah awak media.
Gaji yang ditanda tangani oleh ketua STAIN Pamekasan harus dirubah, lanjut Syaiful, karena tidak sesuai dengan standart UMK.
“Pemalsuan gaji (honorer, red) yang tertera di data BPJS itu tidak sesuai dengan SK,” imbuhnya.
Namun, menanggapi tuntutan aksi demo mahasiswa tersebut Ketua STAIN Pamekasan, Mohammad Kosim, mengatakan bahwa pihaknya siap dituntut dan dihukum.
“Jumat kita ketemu dengan pihak BPJS untuk membicarakan terkait hal ini, itu bukan pemalsuan karena memang permintaan BPJS untuk di sesuaikan dengan UMK, awalnya kami tidak mau,” ungkapnya.
Sebelum membubarkan diri, peserta aksi mengecam akan melaporkan pihak STAIN. Jika, dalam waktu dekat tidak segera memperbaiki sistem yang dianggapnya gagal. Parahnya lagi, peserta aksi meminta agar ketua STAIN Pamekasan segera turun dari jabatannya. (Sya/Jie)
Comment