PMI Jember yang Terlantar di Arab Saudi Pulang, Hanifa Ucapkan Terima Kasih ke Presiden Prabowo dan Gus Fawait

Foto: Kamiludin dan Hanifa.

JEMBER, (News Indonesia) – Hanifa, Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jember yang sempat terlunta-lunta di tanah arab akhirnya tiba di rumah Desa Kemuning Lor, Kecamatan Panti pada Selasa (7/01/2025) malam.

Kedatangan Hanifah disambut banyak orang, mulai dari Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jember, Dinas Tenaga Kerja Jember, Relawan Baret Rescue, Camat Panti, dan Kepala Desa Kemuningsari Lor.

Tak ketinggalan, tim dari bupati terpilihKabupaten Jember, Gus Fawait yang sejak awal menangani proses pemulangan Hanifah dari Arab Saudi.

Sesampai di rumah, Hanifa menceritakan kisah pilunya menjadi TKI selama beberapa bulan.

Hanifa mengaku berangkat secara ilegal melalui agen pemberangkatan (PT). Ia belakangan baru sadar menjadi TKI ilegal setelah semua peristiwa tersebut dialaminya.

“Itu jadi pelajaran bagi saya, karena ketidaktahuan saya. Kita tidak tau kalau itu non prosedur, jujur saya orang awam,” ucapnya.

Rupanya, desakan ekonomi membuat Hanifa tidak berpikir panjang. Niat Hanifa hanya satu, yaitu secepatnya mendapatkan kerja untuk mencari nafkah dan membantu keluarga.

Ia dijanjikan langsung mendapatkan kerja di luar negeri oleh temannya dengan asumsi gaji sebesar 1200 Riyal Saudi atau kurang lebih Rp5 juta sebulan.

“Saya ditawari oleh teman, karena memang saya keadaan lagi butuh ya, saya mikirnya enak ya jadi TKI. Tapi sampai di sana tidak sesuai fakta,” imbuhnya.

Setibanya di Arab Saudi, Hanifa sempat ngendon di penampungan selama 3 bulan.

Di penampungan ini kisah sedih Hanifa dimulai. Ia menyebut, terdapat 600 orang yang menunggu untuk mendapatkan majikan.

“Itu satu kamar bisa puluhan orang, kita tidur satu kasur berdua. Ada yang tidak muat tidur di bawah, tidur di tangga ada yang begitu,” ungkapnya.

“Di sana banyak keluhan dari teman-teman ada yang tidak bekerja sudah 7 bulan. Saya mikir, “oh ini sudah tidak benar”, soalnya selama saya lihat begitu semua keadannya,” lanjutnya.

Selama di penampungan, Hanifa sehari-hari merawat beberapa orang temannya yang sakit. Bahkan, ada TKI yang mengalami patah kaki, dan tidak mendapatkan perawatan oleh agen penyalur.

“Itu tidak diurus oleh PT, jadi saya merawat untuk membersihkan mulai dari pipisnya sampai kotorannya. Saya 2 bulan setengah merawat ibu itu, saya merasakan sudah seperti neraka makanya saya memtuskan ingin pulang,” ujarnya.

Tak kuat menahan beban, Hanifa bersama rekannya sesama orang Jember akhirnya membuat video yang ditujukan langsung kepada Gus Fawait untuk memfasilitasi kepulangan mereka ke tanah air.

Video tersebut menyebar ke berbagai lini masa, sampai pada akhirnya diterima Gus Fawait.

Meski belum dilantik sebagai bupati, Gus Fawait merasa hal ini menjadi tanggung jawabnya.

Kader Gerindra tersebut pun berkoordinasi dengan koleganya di pemerintah pusat untuk membantu pemulangan Hanifa dan temannya.

Kegesitan Gus Fawait diakui oleh Hanifa.

“Gus Fawait begitu sigap gercep menangani ini, tidak sampai 24 jam saya langsung dikoordinasikan dengan pihak terkait. Selama proses pemulangan saya merasa diperlukan spesial, saya di bandara langsung disambut tidak nyangka kepulangan saya difasilitasi begitu luar biasa mulai turun dari pesawat sampai pulang ke rumah,” ucapnya sumringah.

Ibu dua orang anak itu mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Mulai dari Presiden Prabowo Subianto, anggota DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Bambang Hariyadi, Kawendra, Menteri dan Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

“Teruntuk Gus Fawait, spesial ini saya mengucapkan banyak terima kasih yang sudah membantu saya pulang,” tuturnya.

Hanifa yang sudah kapok menjadi TKI secara ilegal itu mengimbau kepada calon pekerja migran untuk lebih selektif memilih agen penyalur agar mendapatkan jaminan kerja di luar negeri.

“Kalau mau ke luar negeri carilah PT yang resmi, lakukan prosedur yang benar dan tidak sesingkat seperti yang saya lakukan,” tandasnya.

Di tempat yang sama, Kamiludin tim dari Gus Fawait menyampaikan bahwa peristiwa yang dialami Hanifa hendaknya menjadi catatan bagi semua pihak agar tidak lagi menimpa warga Jember.

Para calon pekerja migran menurut Kamil, setidaknya harus mendapatkan pelatihan agar memiliki kompetensi sebagai bekal bekerja.

“Kasus seperti ini ke depannya tidak boleh terjadi lagi, maka ke depan Pemkab Jember akan bekerja sama dengan calon PMI harus dilatih terlebih dahulu kolaborasi dengan BLK (Balai Latihan Kerja) Jember supaya mereka menjadi pekerja yang profesional,” tegasnya.

“Kedua, mereka harus aman dan nyaman, dan keluarga yang ditinggalkan Insha Allah kami usahakan mendapatkan beasiswa dari Pemkab Jember,” imbuh Kamiludin.

Comment