JEMBER, (News Indonesia) – Seratusan massa dari Aliansi Masyarakat Peduli Korban Buruh Muroco melakukan unjuk rasa di beberapa titik, buntut dari gagal tercapainya tuntutan buruh kepada PT Muroco Jember.
Aliansi yang terdiri dari Gabungan Buruh Muroco Bersatu (GBMB), Paguyuban Insan Trasnportasi (Pintar), FK-PAK, dan LSM KPK tersebut memulai aksinya di depan kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jember, Kamis (9/3/2023).
Berorasi di depan Disnaker, Dwiagus Budiyanto selaku Pembina GBMB menganggap pemerintah gagal dalam melindungi buruh Muroco. Alasannya, selama beberapa kali mediasi Disnaker tidak bisa mengupayakan agar semua tuntutan buruh dipenuhi perusahaan.
Massa kemudian mengalihkan sasaran demonya ke Pendopo Bupati Wahyawibawagraha. Seperti sebelumnya, di pendopo massa juga tidak ditemui oleh satupun perwakilan pemerintah. Seolah paham tidak akan ada yang ditemui, massa langsung bergerak ke PT Muroco di Arjasa.
Baca Juga: Pemkab Jember dan Balai TNMB Capai Kesepakatan, Perbaikan Jalan Meru Betiri Bakal Digarap Tahun Ini
Ditemui disela-sela unjuk rasa, Dwiagus menyampaikan terdapat 13 poin pelanggaran PT Muroco kepada buruhnya. Di antaranya memaksa buruh kerja 12 jam tanpa upah lembur semestinya. Memaksa kerja di hari libur dengan upah sama seperti hari biasa. Kecelakaan kerja tidak dijamin perusahaan, dan buruh tidak diikutsertakan BPJS Kesehatan atau Ketenagakerjaan. Serta tidak dibayarnya upah selama beberapa bulan.
“Kalau tuntutan itu tidak diberikan kami minta untuk tutup itu Muroco,” ujarnya.
Dwiagus menyebut, aksi unjuk rasa ini juga bagian dari mediasi tetapi harus ada perwakilan masing-masing pihak baik perusahaan maupun pemerintah.
Baca Juga: Pantau Pergerakan Inflasi Daerah, Bupati Jember dan Forkopimda Adakan Rakor
“Kami tidak mau hanya dengan Muroco tetapi pemerintah harus hadir, bahwasanya banyak sekali pelanggaran yang ada di Jember khususnya Muroco, biar mereka (pemerintah) tidak hanya duduk santai,” tandasnya.
Tidak sampai disitu, Dwiagus menjelaskan kejahatan Muroco terhadap buruhnya. Adanya diskriminasi dari perusahaan kepada buruh yang berserikat dan berani melakukan unjuk rasa, akhirnya tidak akan dipekerjakan kembali ke pabrik.
Menegaskan aksinya, massa bahkan bersiap mendirikan tenda untuk bermalam di depan pabrik PT Muroco jika tidak ditemui para stakeholder terkait.
Aksi peduli buruh Muroco ini mendapat perhatian dan dukungan dari ulama karismatik Jember Gus Saif. Alumni Pesantren Sidogiri ini menyerukan agar para buruh tidak takut memperjuangkan hak-haknya. Ia juga meminta pemerintah hadir di tengah-tengah rakyat yang menderita karena kezaliman korporasi. (*)
Comment