BANYUWANGI, (News Indonesia) – Untuk memenuhi target pencapaian 70 persen dari total 86 juta angkatan kerja, BPJS Ketenagakerjaan, Kamis (4/1/18) melaksanakan sosialisasi di Dusun Darungan, Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jawa Timur. Sasaran sosialisasi saat itu para pengusaha yang berdiri sendiri, yang berada di Banyuwangi.
Marketing Officer BPJS Ketenagakerjaan, Gieka Wiranuangga, SE menyatakan, sampai saat ini peserta BPJS Ketenagakerjaan baru 25,4 juta saja. Padahal
angkatan kerja di Indonesia sekitar 120 juta.
“Yang memenuhi syarat sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, baik formal maupun informal setelah dipotong PNS, TNI, pekerja paruh waktu dan sebagainya, tinggal 86 juta orang,” ujar Gieka.
Ditambahkannya, sebenarnya yang menghadapi resiko pekerjaan bukan hanya pegawai pabrik dan kantor saja. Pekerja mandiri, seperti petani, pedagang, supir, ibu-ibu pemilik toko pracangan maupun usaha olahan rumahan juga perlu mendapatkan perlindungan, mulai jaminan kecelakaan kerja sampai jaminan kematian.
Gieka juga menegaskan, BPJS Ketenagakerjaan berbeda dengan BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan terbagi dalam 3 kelas dengan biaya yang berbeda-beda. “Kalau BPJS Ketenagakerjaan hanya satu kelas yakni kelas satu. Biayanyapun cukup terjangkau, hanya Rp 16.800 saja per bulan,” tuturnya.
Jaminan sosial yang bermarkas di Jl Jaksa Agung Suprapto 49 Banyuwangi, sangat berharap adanya lonjakan peserta baru. “Apalagi persyaratannya cukup mudah yaitu memiliki NIK, mengisi formulir F1 BPU untuk mitra baru. Sedang pembayarannya bisa dilakukan di mana saja,” ujarnya.
Kepada komunitas pecinta alam Remapenta yang hadir saat itu, Gieka sangat berharap bantuan untuk mensosialisasikan hal tersebut ke warga masyarakat. Komunitas itu nantinya akan dijadikan sebagai agen maupun relawan untuk merekrut anggota baru.
Pembentukan keagenan yang selanjutnya disebut perisai tersebut, menurut Gieka merupakan upaya BPJS Ketenagakerjaan untuk mengembangkan jumlah peserta, yakni mendekati angka ideal 70 persen.
Diharapkan, nantinya perisai berbasis IT. Sehingga para agen tinggal memasukkan data pribadi calon peserta, yang selanjutnya sistem IT BPJS Ketenagakerjaan mengunduh data lengkapnya di sistem kependudukan dan didata sebagai peserta secara on line.
“Dengan hal itu bisa menjawab luasnya cakupan wilayah Indonesia dan juga untuk menjawab tantangan jaman now, di mana semua bisa bergerak dalam satu alat yaitu gadged atau Hp,” tandasnya. (Har/Jie)
Comment