Eksplorasi Migas di Kangean, Antara Janji Kesejahteraan dan Ancaman Ekologis

Penulis: Zaini Amin, Tokoh Pemuda Sapeken, Sumenep

Penulis: Zaini Amin
Tokoh Pemuda Sapeken, Sumenep

Rencana PT Kangean Energy Indonesia (KEI) melakukan eksplorasi minyak dan gas di wilayah Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, kembali memunculkan perdebatan lama: apakah kekayaan alam benar-benar akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat lokal, atau justru hanya menyisakan dampak lingkungan dan sosial yang berat?

Di atas kertas, proyek eksplorasi migas kerap dibalut dengan narasi pembangunan, investasi, dan peningkatan ekonomi. Namun, pengalaman dari berbagai daerah di Indonesia menunjukkan bahwa janji-janji tersebut sering kali tidak sejalan dengan realitas di lapangan. Masyarakat sekitar wilayah eksplorasi kerap hanya menjadi penonton, bahkan terdampak langsung oleh kerusakan ekosistem tanpa mendapatkan kompensasi yang memadai.

Pulau Kangean adalah wilayah kepulauan dengan ekosistem laut dan daratan yang masih rentan. Ketergantungan masyarakat pada hasil laut, pertanian, dan lingkungan yang bersih sangat tinggi. Jika eksplorasi migas dijalankan tanpa perhitungan matang, risiko pencemaran laut, penurunan kualitas lingkungan, serta konflik sosial tidak bisa dihindari.

Lebih jauh, tidak ada jaminan bahwa keuntungan besar dari eksplorasi migas ini akan kembali pada masyarakat Kangean. Pengalaman menunjukkan, dana bagi hasil migas seringkali tersedot ke pusat atau berhenti di tingkat birokrasi daerah. Sementara itu, masyarakat lokal tetap bergulat dengan keterbatasan infrastruktur, akses kesehatan, dan pendidikan.

Pemerintah daerah seharusnya lebih kritis, bukan sekadar menerima investasi atas nama pembangunan. Mekanisme keterlibatan masyarakat harus dijamin sejak awal, termasuk keterbukaan informasi, analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang benar-benar independen, dan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan ekologi.

Eksplorasi migas di Kangean seharusnya tidak hanya dilihat dari sisi ekonomi semata. Ada nilai sosial, budaya, dan lingkungan yang jauh lebih berharga bagi masyarakat setempat. Jika pembangunan hanya menyisakan kerusakan dan ketimpangan, maka yang terjadi bukanlah kemajuan, melainkan bentuk baru dari ketidakadilan.

Comment