JEMBER, (News Indonesia) – Pasca Pemilu 2024, satu persatu tokoh di Jember yang santer dikabarkan maju di pemilihan Bupati Jember mulai aktif mendekati masyarakat.
Salah satunya yakni Ir. H. Nanang Handono Prasetyo MT. IPU. Tokoh yang mendeclare dirinya sebagai bakal calon bupati Jember ini mengunjungi Desa Tugusari di Kecamatan Bangsalsari, Sabtu (9/3/2024).
Didampingi tokoh masyarakat, tokoh agama, dan warga setempat Nanang meninjau jembatan penghubung antar desa yang berada di Dusun Krajan, Tugusari.
Dari penuturan warga sekitar, jembatan yang menghubungkan Desa Bangsalsari, Curahkalong, dan Tugusari tersebut sudah lama rusak dan belum diperbaiki. Bahkan, hampir 10 tahun atau semasa kepemimpinan 2 periode bupati jembatan penghubung tersebut tidak tersentuh pemerintah kabupaten.
Nanang mengatakan, kedatangan dirinya atas permintaan dari warga.
Baca Juga: Banjir Dukungan Maju Pilbup Jember 2024, Begini Tanggapan Gus Fawait
Pengalaman Nanang di birokrasi selama puluhan tahun di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dianggap mumpuni dalam urusan pembangunan infrastruktur.
Berdasarkan penilaiannya, Nanang menyebut perlu ada pembenahan dan penambahan dalam kontruksi jembatan Tugusari.
Maka tidak heran kata Nanang, jika curah hujan tinggi air bisa meluap menutupi jembatan.
“Setelah saya pantau bersama masyarakat, jembatan ini setiap tahun banjir sehingga tertutup luapan air karena kontur jembatan lebih rendah dari akses jalannya. Sehingga menimbulkan banjir setiap musim hujan dan menutupi jembatan,” ucap Nanang.
Mantan Dirjen Kompetensi dan Produktivitas Kontruksi Kementerian PUPR ini mengungkapkan, sudah banyak masyarakat yang mengenal dirinya sebagai pejabat kementerian.
Tak heran, Nanang menjadi sosok yang tepat untuk menyampaikan aspirasi atau sekadar berdiskusi menemukan solusi terkait pembangunan infrastruktur.
“Masyarakat sudah mengenal saya sebagai pejabat PUPR. Mereka mengajak untuk berdialog tentang jembatan agar ditahun berikutnya tidak tergenang air saat banjir yang menyebabkan lalu lintas terputus. Solusinya tentu kontruksi harus ditinggikan, dan lebar jembatan diupayakan menjadi 6 meter. Serta, akses jalannya ditimbun, atau ditinggikan dengan tetap memperhatikan lingkungan atau perumahan yang ada di sekitar,” urainya.
Nanang berharap, pemerintah kabupaten lebih peka terhadap permasalahan yang ada di tengah masyarakat, sehingga kendala bisa segera teratasi. Terlebih, dalam persoalan yang menyangkut hajat hidup orang banyak di desa.
“Harapannya Pemkab Jember segera menangani permasalahan ini agar masyarakat tidak akan mengalami putusnya jembatan satu satunya akses masyarakat Tugusari,” tandasnya.
Comment