Wabup Pamekasan Beberkan 4 Hal Penting Dalam Penanggulangan Bencana

Foto: Wakil Bupati Pamekasan, RB Fattah Yasin, saat memaparkan masalah penanggulangan bencana alam.

PAMEKASAN, (News Indonesia) – Pemerintah melalui BMKG terus mengingatkan semua pihak soal adanya cuaca ekstrem yang berpotensi membahayakan. Sebab menurut Wakil Bupati Pamekasan, RB Fattah Jasin, dapat menyebabkan dampak bencana alam.

Pemerintah Kabupaten setempat, telah memiliki strategi dan master plan penanggulangan banjir perkotaan yang dirancang sejak tahun 2017. Meski ironisnya, master plan itu tidak bisa terealisasi akibat kurang anggaran dan musibah pandemi covid-19 dalam dua tahun ini.

Dengan upaya penanggulangan untuk mencegah secara parsial tetap dilakukan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, serta memaksimalkan partisipasi masyarakat. Seperti kegiatan Berkat Kasih Sayang, Kali Bersih dan saluran tidak tergenang yang kita launching beberapa waktu lalu,” ungkapnya.

Sedangkan semua potensi bisa bergerak bersama dan bersinergi untuk menanggulangi bencana alam sesuai dengan kluster yang ada. Tentu, dengan selalu berkoordinasi sesuai alur regulasi yang berlaku. Mulai unsur wilayah, camat, hingga lurah, ataupun unsur teknis seperti dinas kesehatan, Satpol PP, BPBD, Dishub, dan sebagainya.

Dalam sinergi bersama dilakukan sebagai kesiapan dalam menjalankan kebijakan ini dan oleh Karena itu ada empat hal yang harus menjadi perhatian bersama, pertama memastikan semua sumber daya manusia (SDM) memahami tugas, peran, alur, dan tanggung jawabnya.

“Ini sangat penting untuk dipahami, karena petugas di lapangan yang akan memberi warna kepada masyarakat baik dalam pelayanan yang diberikan akan menjadi motivasi penting dalam membangun kepercayaan masyarakat dan penyembuhan korban dampak bencana,” terangnya.

Yang kedua, yakni validitas data korban dampak bencana. Sebab data sangat penting sebagai rujukan atas kebijakan pemerintah sesuai dengan kondisi sesungguhnya. Data merupakan kebutuhan utama dalam mengambil kebijakan, kesalahan data berdampak terhadap kebijakan yang salah.

“Sehingga data yang salah selain tidak bisa menyelesaikan masalah akan menimbulkan masalah baru,” sebutnya.

Berikutnya yang ketiga, sarana prasarana pendukung berfungsi dengan baik, sehingga petugas dapat memaksimalkan fungsinya dan memberikan pelayanan terbaik kepada korban bencana. Seperti perahu karet, pelampung, dapur umum, serta seluruh sarana pendukung lainnya.

Keempat, pihaknya meminta dukungan semua pihak termasuk media dan ormas agar secara aktif membangun kesadaran bersama, sehingga dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat untuk menjaga lingkungan masing-masing.

“Minimal membuang sampah pada tempatnya, mari bersama kita lindungi keluarga dan masyarakat dengan menjaga lingkungan kita dengan sebaik-baiknya,” tutupnya. (*)

Comment