SAMPANG, (News Indonesia) – Ribuan massa dari berbagai unsur mendatangi kantor Polres dan kejaksaan Negeri Sampang, Madura, Jawa Timur, dalam aksi solidaritas mengawal kasus guru GTT, Akhmad Budi Cahyanto yang meninggal di aniaya muridnya.
Dihari yang ke tujuh meninggalnya Akhmad Budi Cahyanto, aksi solidaritas di mulai dari taman Kota depan kantor Pemkab Sampang menuju Mapolres Sampang dan kejaksaan Negeri Sampang, Kamis (8/2/2018).
Pantauan News Indonesia sebelum orasi, dilaksanakan sholat Ghaib dan membacakan tahlil dan do’a untuk almarhum di depan kantor Mapolres Sampang. Massa juga membawa bendera, selebaran, spanduk bertuliskan “Stop Kekerasan Kepada Guru dan “Save Guru” serta pamflet bertuliskan “Hukum sang Pembunuh se berat beratnya”, dan “Aparat Jangan Lindungi Pembunuh,”.
Tampak bendera KAHMI, PMII, GMII, PGRI dan OSIS. Secara bergantian para orator menyampaikan aspirasinya dan ada juga yang membaca puisi tentang guru.
Korlap aksi, Salim dalam orasinya meneriakkan bahwa pihaknya akan terus mengawal kasus ini sampai tuntas.
“Jangan ada intervensi dari pihak manapun dan jangan ada kejadian seperti ini terulang lagi, kami akan mengawal kasus ini sampai tuntas,” teriak Korlap Aksi.
Orasi dari Aliansi Guru Sukwan, Choirul Umam asal Pamekasan mengecam stetmen dari Bupati Sampang dan aparat penegak hukum untuk bertindak tegas, kecamnya.
Selain itu aksi juga mempersiapkan 9 orang dalam gabungan Advokasi se Madura untuk menemui Kapolres Sampang AKBP Budi Wardiman.
Sulaisi SH. Wakil dari gabungan Advokasi setelah menemui Kapolres menjelaskan meminta menambah pasal alternatif 338 sebelum P-21 dengan pertimbangan kesengajaan dengan kemungkinan/Dolus Culpa, Menolak Intervensi dari pihak manapun. Jelasnya.
Sementara orasi dari Aliansi Ulama Madura (AUMA) Habib Abdurrahman meminta kepada penegak hukum menindak se adil-adilnya.
“Penegak hukum harus menindak tegas se adil – adilnya dan semoga Almarhum mati Sahid,” pintanya di depan Kejari Sampang. (Met/Min).
Comment