Hadir di Desa Lobuk Sumenep, Gus Halim: Pelangi Nusantara Bisa Jadi Pilot Project Bumdes Madura

Foto: Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar, saat meninjau produk olahan Bumdes Pelangi Nusantara di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Foto: Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar, saat meninjau produk olahan Bumdes Pelangi Nusantara di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Sumenep, Madura, Jawa Timur.

SUMENEP, (News Indonesia) — Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, Abdul Halim Iskandar hadir di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Sumenep, Madura, Jawa Timur, dalam rangka meninjau pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

Dalam lawatannya, Gus Halim bersama rombongan, anggota DPR RI Komisi V, Syaifuddin Asmoro, Ketua DPRD Sumenep K. Abdul Hamid Ali Munir, Kepala DPMD Sumenep, Moh Ramli dan Anggota KPW Jawa Timur Miftahul Munir, tiba di rest area Bumdes Pelangi Nusantara Desa Lobuk, Sabtu (28/11/2020) sore, sekitar pukul 13.30 WIB, disambut musik tradisional rebana.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Lobuk, Moh. Saleh mengaku bangga atas kehadiran Menteri Desa PDTT di desa yang dipimpinnya, sehingga menjadi spirit untuk pengembangan desa ke arah yang lebih maju lagi.

“Terima kasih atas kesudian gus Menteri beserta rombongan untuk hadir di Lobuk, ini akan menjadi spirit tersendiri bagi kami untuk memajukan desa,” sebutnya.

Dalam pertemuan singkat itu, Saleh menyampaikan dua keinginan yang hendak diwujudkan di masa kepemimpinannya.

Pertama prihal pengembangan Bumdes melalui pengelolaan pasar desa, kedua target mendirikan Pertashop (Pertamina Shop), yaitu lembaga penyalur Pertamina skala kecil yang disiapkan untuk melayani kebutuhan konsumen BBM Non Subsidi, LPG Non Subsidi dan produk Pertamina Ritel lainnya yang tidak atau belum terlayani oleh lembaga penyalur Pertamina lain.

“Ke depan, kami menginginkan terbangun pasar desa guna memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, agar tidak perlu lagi jauh-jauh datang ke pasar di Kecamatan, biar kami yang menyediakan. Cita-cita lain adalah membangun Pertashop, untuk memenuhi kebutuhan BBM nelayan, jika ini tergarap maka akan sangat luar biasa membantu,” terangnya.

Sementara itu, Gus Halim dalam sambutannya memuji Desa Lobuk karena sudah melahirkan Bumdes yang produktif, kendati baru jalan beberapa tahun, namun sudah produktif dengan beragam jenis usaha dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki desa.

“Alhamdulillah saya sangat berterima kasih diberi kesempatan untuk mampir ke Bumdes, dan saya bersyukur di sini (Desa Lobuk,red) ada Bumdes yang sudah produktif meskipun baru jalan 3 tahun,” terangnya.

Saudara kandung Muhaimin Iskandar ini pun terlihat kembali memuji saat mendapat penjelasan dari Direktur Bumdes setempat, Ach. Rifqi Ghufron, bahwa Bumdes yang dikelolanya sudah mampu menyumbang ke PADes.

“Salut, baru 3 tahun sudah bisa berkontribusi Rp 7.320.000,- ke PADes, bahkan di 2020 ini, diprediksi bisa menyumbang ke desa 10 kali lipat, kisaran Rp 70 jutaan. Ini luar biasa,” imbuhnya.

Foto: Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar, saat hadir di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Sumenep, Madura, Jawa Timur, dalam rangka meninjau pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Foto: Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar, saat hadir di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Sumenep, Madura, Jawa Timur, dalam rangka meninjau pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

Sebagai terobosan, politisi PKB ini menyarankan agar Bumdes setempat mampu menyiapkan seluruh kebutuhan pokok masyarakat di desa tersebut. “Silahkan, misalkan ke depan bisa memenuhi kebutuhan beras seluruh keluarga di sini. Beras, gula, kopi bahkan sampo pun silahkan, Bumdes ini menyiapkan dengan harga di bawah pasar. Jadi kebutuhan di desa ini bisa diselesaikan Bumbes,” sarannya.

Dengan terobosan begitu, Gus Halim meyakini Bumdes Pelangi Nusantara bisa menjadi pilot project di wilayah Madura nantinya.

“Nanti bisa jadi proyek percontohan lah Pelangi Nusantara ini dalam pengelolaan Bumdes di Madura. Kita akan dukung dengan dana APBN, termasuk dari APBD sendiri, supaya bisa dicontoh daerah lain,” tegasnya.

Ditambahkan, membangun desa yang paling mudah dengan cara cloning, mencontoh keberhasilan di satu daerah disesuaikan dengan potensi desa setempat. Sebagai penunjang, pemerintah desa menyiapkan aplikasi untuk mengatur managementnya.

“Pemdes nantinya bisa menggunakan aplikasi, sehingga jika Bumdes butuh aplikasi misal khusus ngurusi beras, pertanian, hasil laut dan sejenisnya tinggal pakai saja. Nanti akan difasilitasi Kementerian Desa, dan semua itu kita akan berikan secara gratis. Jadi tinggal pakai saja,” tandasnya. (*)

Comment