SUMENEP, (News Indonesia) — Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, ternyata memiliki ragam kekayaan kuliner yang luar biasa. Diantaranya, kue khas warga di Kecamatan Dungkek yang disebut dengan kue jalabiya.
Kue ‘jalabiya‘ yang ada di Desa Lapa Taman Kecamatan Dungkek telah akrab di telinga masyarakat di Kecamatan dengan kadar oksigen terbaik kedua sejak lama.
Penggalan Cerita Pembuat Kue ‘Jalabiya‘
Diceritakan sejak dahulu kala, kue ‘jalabiya‘ merupakan sajian warga setempat ketika ada acara kekeluargaan. Keberadaan kue yang diolah dengan teknik khusus itu diketahui sudah diwariskan secara turun temurun.
“Sudah ada sejak jaman orang tua saya, sekitar 100 tahun yang lalu mungkin,” kata Ahrima (70) salah satu pembuat kue ‘jalabiya’ Selasa (14/4/2020) pagi.
Mertua dari Saiful yang merupakan warga Dusun Timur Desa Lapa Taman Kecamatan Dungkek ini bercerita, sedikitnya terdapat 5 orang warga di desa setempat yang menjalankan usaha sama dengan dirinya.
“Kalau disini ada berapa ya, 5 orang kayaknya,” sebutnya mengingat, saat ditanya oleh media ini.
Kata Ahrima kue ‘jalabiya‘ sudah dikenal oleh warga di Kabupaten berjuluk Kota Keris. Karena, banyak pesanan yang dia layani untuk dijadikan oleh-oleh kepada sanak saudara ataupun handai tolan di daerah lain.
“Misalnya dibawa ke Jakarta, Bali, ataupun yang lain, banyak yang pesan ke saya kadang sampai kelimpungan,” jelasnya.
Ditanya perihal sejarah nama ‘jalabiya‘ dia mengaku tidak tahu pasti, mengingat orangtuanya sedari kecil tidak pernah menceritakan tentang sejarah kue tersebut.
“Gak tahu juga ya, yang jelas nama jalabiya memang sudah ada sejak saya kecil waktu itu,” tuturnya.
Untuk harga perbiji kue ‘jalabiya‘ hanya dibandrol seharga Rp 500,-, dalam sehari Ahrima bisa memproduksi ribuan biji. Karena, tenaga kerja yang dimiliki hanyalah 8 orang.
“Maksimal 1400 kue, kan tenaga kerja disini hanya 8 orang, jadi agak kewalahan juga makanya tidak setiap hari produksinya, walaupun banyak yang pesan,” katanya.
Sementara untuk pangsa pasar kata dia, hanya dipusatkan dibeberapa spot saja. Mulai dari daerah di wilayah Kecamatan Dungkek maupun Batang-Batang. “Pasar disini, dan di Desa Legung sore biasanya,” imbuhnya.
Ahrima menjalankan usaha kuliner khas warga Desa Lapa Taman sudah puluhan tahun silam, baginya tidak ada usaha yang instan semua butuh proses panjang sebelum dikenal banyak orang.
Meskipun sudah puluhan tahun menggeluti usaha rumahan, Ahrima bercerita belum pernah menerima support (dukungan) dari pihak manapun. Ia berharap ada uluran tangan dari pemerintah.
“Saya belum punya alat untuk mengemas kue ini agar terlihat lebih bagus tampilannya, susah juga kalau pas banyak pesanan dari luar daerah,” tandasnya menutup perbincangan.
Testimoni Penikmat Kue ‘Jalabiya‘
Berbicara soal rasa, tentunya setiap lidah orang berbeda-beda. Namun, bagi anda yang penasaran ingin merasakan lezatnya kue jalabiya hasil olahan Ahrima, bisa langsung datang ke Dusun Timur Desa Lapa Taman Kecamatan Dungkek.
“Kalau pas masih hangat, ketika di lidah itu padanan gulanya meleleh di mulut, enak dan lezat,” kata Siti Nurhalizah (28) salah satu penikmat kue ini.
Tidak hanya itu, menurut penuturan warga asal Desa Romben Guna ini, kue jalabiya juga tahan lama dan tidak cepat basi.
“Kalau saya ke Jakarta pasti bawa kue itu, soalnya tahan lama. Bisa sampai dua hari,” imbuhnya.
Senada dengan itu, Mohammad Zulhan (30) warga Desa Parsanga Kecamatan Kota Sumenep menyatakan, pertama lihat kue jalabiya dirinya merasa aneh dengan bentuknya yang tidak lazim dijumpai di berbagai tempat.
“Awal saya ngajar di As-salam Desa Lapa Taman kan disuguhi kue Jalabiya, tapi saya tidak langsung mencicipi, soalnya bentuknya kurang menarik,” tuturnya.
Namun demikian kata pria yang akrab disapa Zulhan ini, setelah dicicipi ternyata lezat dan membuat ketagihan.
“Pokoknya, rekomended kalau bagi saya. Enak dan meleleh di mulut,” imbuh guru bahasa inggris ini.
Resep dan Cara Pembuatan
Berikut resep dan cara membuat kue ‘jalabiya‘ yang berhasil dirangkum newsindonesia.co.id dari keluarga Ahrima.
Langkah pertama, sediakan bahan-bahan meliputi tepung beras, gula pasir/aren, tepung terigu, fermipan (sejenis ragi pengembang) dan minyak goreng.
Langkah kedua, buat adonan dengan cara mencampur tepung beras dan tepung terigu disertai dengan air secukupnya.
Langkah ketiga, adonan yang sudah dibuat kemudian diamkan selama kurang lebih 4 sd 5 jam sampai mengembang.
Langkah keempat, siapkan gula pasir/aren kedalam wadah ditiriskan air secukupnya kemudian diaduk sampai gula mencair.
Langkah kelima, setelah mengembang masukkan adonan kedalam alat khusus semisal cerek, kemudian bentuk adonan kue dan langsung digoreng.
Langkah keenam, setelah bentuk kue sudah matang kemudian diangkat dan langsung dipindahkan ke wadah gula pasir/aren yang sudah mencair, tunggu sampai kue menyatu dengan gula kemudian diangkat.
Alhasil, hidangan kue ‘jalabiya‘ khas warga Desa Lapa Taman Kecamatan Dungkek sudah bisa dinikmati. [kid/faid]
Comment