JEMBER, (News Indonesia) – Perbuatan tidak menyenangkan yang berujung upaya pemerasan menimpa Susmiadi warga Desa/Kecamatan Kencong, Jember. Akibat peristiwa itu, Susmiadi yang dikenal sebagai pelukis sekaligus mantan Camat Kencong melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Jember.
Diceritakan Susmiadi, kejadian berawal ketika akun facebook atas nama Rivani Septiyani mengirim pesan lewat inbok menanyakan harga lukisan dengan berbagai jenis dan bentuk.
Di tengah percakapan, Rivani meminta kontak WhatsApp dengan dalih agar lebih jelas untuk bertransaksi.
Niat baik Susmiadi memberikan nomornya bertepuk sebelah tangan. Seketika ada nomor WhatsApp 081256604840 masuk melakukan panggilan video atau video call.
Susmiadi mengaku kaget, ketika video call diterima lawan bicaranya tersebut sudah dalam kondisi bertelanjang dada. Mengetahui ada gelagat kurang baik Susmiadi langsung mematikan panggilan dan memblokir nomor tersebut.
“Ya kaget, pasti ada apa-apa ini langsung saya matikan, blokir,” ujarnya.
Merasa tujuannya tidak mendapat tanggapan, pelaku akhirnya mengancam akan menyebarkan tangkapan layar video call tersebut ke media sosial.
Tidak berhenti di situ, pelaku sempat menggunakan nomor lain untuk menghubungi Susmiadi. Lagi-lagi, Susmiadi memblokir nomor pelaku. Namun, sebelum sempat diblokir pelaku mengancam menyebar video call dirinya ke komunitas pelukis.
Ancaman pelaku tidak omong kosong, Rabu (18/08) rekan-rekan Susmiadi di komunitas pelukis asal Tangerang sudah mendapat screenshot video call mesum tersebut. Gambar layar itu juga sampai kepada Komunitas Perupa Jember, dengan maksud aib Susmiadi tersebar luas.
Berbagai upayanya tidak berhasil, pelaku melangkah jauh dengan menyebarkan screenshot tersebut ke sejumlah grup Facebook, lewat akun Olivia.
“Just Info..#VIRAL VIDEO CABUL seorang CAMAT sekalian KETUA dari KOMUNITAS PERUPA JEMBER….apa memang seperti ini budaya Komunitas PERUPA JEMBER” tulis akun Olivia di grup Facebook.
“Kasus ini sudah saya laporkan ke Polres Jember. Saya awal sudah curiga kok ada orang tiba-tiba tanya lukisan langsung video call buka baju bilang, “yang penting tarifnya”. Saya blokir lantas saya diancam bukti percakapan akan disebar,” katanya.
Susmiadi menyatakan, telah mengklarifikasi perkara tersebut ke komunitasnya. “Teman-teman saya paham setelah saya kasih penjelasan, dan sampai saat ini sudah berkoordinasi dengan Polres Jember untuk tindak lanjut masalah ini,” ujarnya.
Susmiadi berharap, kasus ini tidak menimpa orang lain. Jika ada modus seperti itu hendaknya diabaikan karena menurutnya, modus pemerasan semacam ini lewat media sosial memiliki jaringan. (*)
Comment