JEMBER, (News Indonesia) – Forum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kabupaten Jember menyuarakan perang terhadap kampanye hitam, atau black campaign. Kampanye hitam merupakan aktivitas yang dilakukan satu pihak untuk menyerang pihak lain. Hal tersebut bisa menyebabkan rusaknya kualitas demokrasi di republik ini.
Serangan yang dilakukan bisa berupa penyebaran isu bohong (hoax) atau wacana tidak berdasar fakta yang sengaja disebar untuk menjatuhkan. Melihat dampak buruk atas demokrasi, Forum BEM berkomitmen untuk melawan kampanye hitam.
Mahasiswa yang disatukan dalam Forum BEM Jember sukses laksanakan mimbar demokrasi pada, Rabu (20/12/2023), di Kampus Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember.
Ribuan mahasiswa dalam acara tersebut menyerukan penolakan atas kampanye hitam dengan dipandu dengan orator dari BEM Jember.
Baca Juga: Lakukan Pertemuan, Partai Pengusung Rencanakan Kampanye Terbuka Datangkan Prabowo-Gibran ke Jember
Selaras dengan komitmen yang digelorakan oleh mahasiswa, Wildani Hefni selaku Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember menjelaskan bahwa kaum intelektual harus melawan semua praktik kampanye hitam. Sebab kampanye hitam akan merusak hakikat demokrasi. Mahasiswa secara kritis harus memerangi praktik tersebut melalui narasi media.
“Sebagai kaum intelektual, mahasiswa memiliki peran yang signifikan untuk melawan kampanye hitam yang memuakkan publik. Black campaign inilah yang harus diamputasi karena sudah pasti disusupi dengan narasi provokatif yang menyasar titik emosional pemilih. Ruang digital dimanfaatkan sebagai wadah penyemburan narasi kebencian. Dalam konteks ini, nalar kritis mahasiswa dibutuhkan untuk turut berkontribusi mencegah derasnya arus kampanye hitam yang merusak keadaban politik” jelasnya.
Sementara itu, Ahmad Ainun Aulia menyatakan bahwa mahasiswa harus cerdas dalam menyikapi wacana di tahun politik. Intelektual harus melakukan analisa kritis atas informasi di media agar tidak terpengaruh bahkan terprovokasi pada hoax.
“Mahasiswa harus bijaksana dan cerdas dalam menghadapi fenomena maraknya berita bohong, terutama di tahun politik yang serba kepentingan. Harus ada filtrasi dalam menerima informasi. Check dan recheck penting dilakukan untuk mengetahui validitas kebenaran dari informasi tersebut. Jangan sampai mahasiswa terprovokasi atas berita hoax yang sengaja disebar. Mahasiswa harus melakukan analisa kritis terhadap wacana media” ucap Ainun saat diwawancarai.
Dalam rangkaian mimbar demokrasi tersebut ada sesi penggalangan tanda tangan seribu mahasiswa sebagai bukti komitmen untuk melawan kampanye hitam serta isu hoax yang mencederai citra demokrasi. (*)
Comment