Dugaan Penipuan Perjalanan Umroh, Polres Jember Periksa 8 Agen Travel Zamzam yang Rugikan Puluhan Jamaah

Foto: Kasat Reskrim Polres Jember, AKP Abid Uais Al Qarni.

JEMBER, (News Indonesia) – Penyidik Satreskrim Polres Jember mulai melakukan pemeriksaan terhadap 8 agen travel umroh PT. Berkah Zamzam Wisata dalam kasus dugaan penipuan perjalanan umroh yang merugikan puluhan jamaah.

Kasat Reskrim Polres Jember AKP Abid Uais Al Qarni saat dikonfirmasi menyampaikan, pihaknya sangat serius mengungkap kasus ini dengan membentuk tim khusus terdiri dari 7 orang penyidik.

Kasus dugaan penipuan jamaah umroh saat ini menjadi atensi publik. Dibentuknya tim khusus, selain untuk mempercepat penyidikan, juga karena korban dan kerugian yang ditimbulkan Zamzam tidak sedikit.

“Jumlah korbannya mencapai 43 orang,” ujar Abid, Jumat (10/11/2023).

Sementara ini, temuan krusial tentang bukti petunjuk yang mengarah adanya unsur tindak pidana pada tiket pesawat. Diyakini tiket pesawat untuk jamaah tidak sesuai dengan yang ada di perjanjian.

Baca Juga: Diduga Tersangkut Ladang Ganja, Seorang Pria Digelandang ke Mapolres Jember

“Tiket pesawat sistem tembak. Tidak disediakan dari awal, tapi masih mencari-cari yang ada promosi. Ketika terkendala tiket kondisi terdesak diakali oleh agen beli saat itu. Bahkan ada jamaah yang terpaksa beli sendiri,” papar Abid.

Sepertinya bukan hanya soal tiket. Melainkan juga menyangkut sarana penginapan, kendaraan, dan makanan yang harus disediakan oleh agensi atas kontrak perjalanan umroh dengan jamaah.

Tiap jamaah membayar Rp 36 juta ke travel Zamzam. Terdapat sebanyak 101 jamaah yang berasal dari berbagai daerah. Hampir separuhnya adalah warga Jember.

“Masih kita dalam lagi, karena keterangan yang kami peroleh saat di sana (Arab Saudi) tidak langsung tersedia hotel dan konsumsi untuk para jamaah umroh,” urai AKP Abid.

Informasi yang terhimpun dari salah seorang jamaah wanita, disebutkan berbagai hal yang menjurus penipuan travel Zamzam. Dia bercerita sejak awal perjalanan, saat di Arab Saudi hingga proses pemulangan.

“Semula kami dibawa naik kendaraan berhenti di rest area tol Sidoarjo. Disitu bukan lanjut ke bandara Juanda – Surabaya, tapi malam ganti bus ke Jakarta lewat darat,” ungkap perempuan yang meminta identitasnya di rahasiakan itu.

Di bandara Soekarno Hatta, Jakarta sebanyak 101 jamaah menunggu pesawat selama berjam-jam. Lalu, pihak agensi menaikkan jamaah ke pesawat Indigo.

Pesawat itu terbang dari Jakarta terlebih dahulu mendarat di Mumbai – India. Di tanah Hindustan para jamaah kembali menunggu berjam-jam. Bahkan, sempat ada beberapa visa jamaah yang ditahan petugas bandara, karena ramai mengeluh tiadanya konsumsi.

“Untungnya, visa dikembalikan lagi oleh petugas bandara Mumbai. Sehingga, kami bisa melanjutkan penerbangan,” tuturnya.

Penerbangan selanjutnya dari Mumbai ke Arab Saudi juga tidak berlangsung tenang. Menurutnya, para jamaah harus menahan haus dan lapar, karena sama sekali tidak disediakan makanan atau minuman.

“Kami sampai minta minuman yang itu sebenarnya jatah pramugari. Kami minta ke pramugari diberi minuman, mungkin kasihan ke jamaah,” ujar dia.

Tatkala tiba di Mekah, fasilitas hotel dan konsumsi lancar selama tiga hari. Masalah kembali terjadi saat pindah ke Madinah. Jamaah diajak muter-muter tanpa kejelasan tujuan tempat menginap.

Cekcok antara jamaah terjadi begitu saja hingga videonya menyebar ke berbagai lini media sosial. Usai perang mulut, pihak agensi memberi penginapan.

“Tapi, penginapan sepertinya bukan hotel bintang tiga sebagaimana yang dijanjikan. Ada dua tempat penginapan yang digunakan saat di Madinah, sehingga kami kalau makan harus pindah ke penginapan satunya. Makanan sering terlambat, contohnya untuk sarapan baru jam 11 siang ada,” urainya.

Tiba waktunya jamaah harus pulang ke Tanah Air justru masih tertahan selama beberapa hari di Madinah. Jamaah mulai gusar dan uring-uringan dengan agensi.

“Beberapa orang jamaah sampai nekat minta transfer uang keluarganya yang di Indonesia agar bisa pulang tepat waktu,” sebutnya.

Tour guide travel Zamzam, Erny Yusnita menampik anggapan menelantarkan jamaah. Ia justru merasa kepulangan yang terlambat adalah keuntungan bagi jamaah berada lebih lama di Tanah Suci.

“Hanya miskomunikasi saja. Tidak terjadi apa-apa, semua baik-baik saja. Bersyukur jamaah sudah pulang,” sanggahnya ketika pemulangan jamaah yang terlambat di tanggal 31 Oktober 2023 lalu. (*)

Comment