Kunjungan Wisatawan Terus Meningkat, Peluang Wisata Agro di Jatim Menjanjikan

KOTA BATU, (News Indonesia) – Seiring dengan naiknya minat wisatawan yang berlibur ke wisata alam, usaha dibidang agro wisata khususnya di Jawa Timur dan Indonesia pada umumnya dinilai sangat menjanjikan.

KOTA BATU, (News Indonesia) – Seiring dengan naiknya minat wisatawan yang berlibur ke wisata alam, usaha dibidang agro wisata khususnya di Jawa Timur dan Indonesia pada umumnya dinilai sangat menjanjikan.

Jumlah kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan.

Data yang ada menyebutkan kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) tahun 2018 sebanyak 16,2 juta dengan perolehan devisa USD 17,6 milyar atau setara Rp 246 triliun.

Sementara kunjungan Wisatawan Nusantara (Wisnu) atau local tahun 2018 sebanyak 303 juta dengan pengeluaran Rp 291 triliun.

Praktisi pendiri dan Anggota Dewan Penasehat Asosiasi Wisata Agro Indonesia (Awai), Ir Teguh Suprijanto mengatakan, peluang wisata agro di Indonesia sekarang ini sangat menjanjikan seiiring dengan perkembangan waktu, masyarakat lebih memilih ke wisata alam.

“Ini adalah peluang, sebab dari waktu ke waktu, jumlah kunjungan wisatawan akan semakin meningkat. Namun harus dibarengi dengan manajemen wisata agro yang baik,” kata Ir Teguh Suprijanto, Rabu (24/7/2019) siang, dalam Seminar Wisata Agro Nasional yang berlangsung di Balitjestro Tlekung Kota Batu.

Menurutnya, satu hal yang perlu dipertimbangkan oleh pengelola wisata agro adalah harus berbadan hukum atau mengikuti Awai.

Kasi Pelayanan Teknis dan Jasa Penelitian Balitjestro Balitbangtan di Kota Batu, dr. Ir Anang Triwiratno membenarkan bahwa kunjungan wisatawan ke agro wisata dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, baik wisatawan local maupun mancanegara.

“Seperti di Balitjestro dalam kurun waktu empat tahun kunjungan wisatawan terus mengalami peningkatan Sehari rata-rata 200 hingga 300 pengunjung, itu pun sudah kita batasi disesuaikan dengan produksi jeruk kita, agar tidak terjadi kerusakan,” ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa selama tiga hari Balitjestro menggelar Seminar Wisata Agro dengan 11 Bimbingan Teknis (Bimtek) pertanian jeruk dan Buah Subtropika. Kegiatan ini diikuti pelaku-pelaku wisata agro di Jawa Timur, institusi swasta maupun negeri.

Dilanjutkan dengan Workshop perbenihan yang diikuti seluruh pengelola pohon benih yang ada di 28 Provinsi.

Hal ini sehubungan dengan terbitnya peraturan menteri pertanian yang mempertegas bahwa pengelolaan pohon induk jeruk ini dibiayai khusus pemerintah.

“Maksud dan tujuan itu adalah Balitjestro sebagai balai penelitian untuk melakukan suatu proses destiminasi yaitu suatu proses yang mempertemukan teknologi dari menteri pertanian dengan stake holder mulai dari pemerintah, petani, masyarakat umum yang mempunyai kedekatan dengan holtikultura,” kata Anang Triwiratno. [wiyono/SI]

Comment