NIAS SELATAN, (News Indonesia) – Lantainya dari tanah, atapnya dari daun rumbia, jika musim hujan seperti sekarang ini, pasti tergenang air, itulah kondisi lokal Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Hilimegai, Nias Selatan berdasarkan pantauan langsung media ini, Kamis (30/11).
Bangunan darurat tersebut didirikan atas swadaya masyarakat Desa Hilitoe’se Hilimegai setelah dikeluarkannya Ijin Operasional Pendidikan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Nias Selatan pada 20 Juli 2016.
Menurut Plt. Kepala Sekolah yang juga perintis berdirinya SMAN 2 Hilimegai, Taungoi Halawa, S. Ag menguraikan pada Tahun Ajaran 2016/2017, siswa yang mendaftar sebanyak 37 siswa dan pada Tahun Ajaran 2017/2018 ini siswa baru yang mendaftar sebanyak 43 siswa, sehingga keseruluhan total siswa SMAN 2 Hilimegai berjumlah 80 siswa.
“Sedangkan tenaga pengajarnya sebanyak 15 guru,” urai Plt.Kepala Sekolah, Taungoi Halawa kepada media ini, Jumat (1/12) di rumahnya di Desa Botohili Tano, Kec. Luahagundre Maenamolo, Nias Selatan.
Menyikapi kondisi ini dimana jumlah siswa yang semakin antusias belajar di sekolah ini, sedangkan kondisi bangunan sekolah tidak layak untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), Plt. Kepala Sekolah SMAN 2 Hilimegai memandang bahwa kondisi ini sangat layak untuk diperhatikan oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Utara melalui UPTD Nias Selatan untuk dimasukkan pada perencanaan pembangunan gedung sekolah tahun anggaran 2018.
Taungoi Halawa mengaku pernah mengajukan proposal permohonan pembangunan gedung sekolah ke Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara, juga Kementerian Pendidikan RI pada Mei 2017, namun tujuannya terhambat karena belum adanya pengukuran tanah oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kab. Nias Selatan.
“Saya pernah meminta kepada BPN Nias Selatan, namun belum ada respon sampai sekarang,” tutur Plt. Kepala Sekolah SMAN 2 Hilimegai. (Agustinus Laia/Gun)
Comment