Peringatan Maulid Nabi, Moh Iksan: Mari Bersama Memajukan Pendidikan

SUMENEP, (News Indonesia) – Makna peringatan Maulid Nabi yang diperingati setiap tanggal kelahiran beliau (setiap tanggal 12 Rabiul Awwal) atau 1 Desember 2017 tahun ini, bukan lagi sebuah kesemarakan seremonial belaka, tapi sebuah momen spiritual untuk mentahbiskan beliau sebagai figur tunggal yang mengisi pikiran, hati dan pandangan hidup umat muslim.

Kabid Pembinaan SMP Disdik Sumenep, Madura, Jawa Timur, Moh. Iksan mengatakan, perayaan maulid Nabi ini dapat dimaknai sebagai upaya mengembalikan semangat juang kaum muslimin, agar menghasilkan efek besar berupa semangat jihad umat Islam menggelora pada saat itu.

“Makna sederhananya, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah tonggak sejarah untuk mengenal dan meneladani Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran agama Islam, beliau merupakan pemimpin besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi umatnya,” tuturnya, Kamis (30/11/2017) ditemui di kantornya.

Menurut mantan aktivis PMII ini, sudah saatnya muslim di madura, Sumenep khususnya mulai memahami dan memperingati Maulid secara lebih fundamental, sehingga tidak hanya memahami sebagai hari kelahiran sosok nabi dan rasul terakhir yang sarat dengan serangkaian ritual-ritual sakralistik-simbolik keislaman semata.

“Namun menjadikannya sebagai kelahiran sosok pemimpin. Karena kita sedang membutuhkan sosok pemimpin bangsa yang mampu merekonstruksikan suatu citra kepemimpinan dan masyarakat sosial yang ideal, egaliter, toleran, humanis dan nondiskriminatif, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, untuk seluruh umat manusia,” tandasnya.

Untuk itu pula, sebagai bagian dari dunia pendidikan, pihaknya mengajak para pendidik untuk mampu meneladani cara-cara Nabi Muhammad dalam mendidik.

“Dengan maulid, mari bersama rubah wajah pendidikan di Sumenep, dari yang biasa-biasa saja, menjadi luar biasa. Dari yang kegiatannya tidak mencerminkan peningkatan kualitas pendidikan, menjadi yang spektakuler dalam peningkatan mutu pendidikan,” paparnya.

Untuk itu, pihaknya berpesan kepada para pelaku pendidikan, agar merubah diri sendiri, menuju kemajuan pendidikan di ujung timur pulau Madura ini.

Selain itu, tantangan dunia pendidikan di era digital, setiap pelaku pendidikan dituntut tampil dalam proses pembelajaran untuk mengikuti perkembangan zaman.

“Pendidik harus mampu memainset dengan tampilan IT-nya, jangan sampai gaptek. Bahkan yang juga tak kalah penting, seorang guru jangan tekstual, harus memiliki pembaharuan,” imbuh Iksan.

Tak terkecuali, lanjut Iksan, murid pun dituntut tidak terpengaruh dengan kebebasan dunia digital, mereka harus mampu membentengi diri dengan memanfaatkan tekhnologi terhadap hal positif.

“Jangan sampai terpengaruh, seperti kebebasan di media sosial (medsos), siswa dituntut bijak dalam menggunakannya, jangan sampai salah,” pungkasnya. (Soe/Jie)

Comment