Gencarkan Stop Stunting dari Hulu, DP3AKB Jember Beri Pelatihan kepada TPK

Foto; Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jember memberikan pelatihan kepada Tim Pendamping Keluarga.

Foto; Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jember memberikan pelatihan kepada Tim Pendamping Keluarga.

JEMBER, (News Indonesia) – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jember memberikan pelatihan kepada Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam upaya menanggulangi stunting atau penyakit kelainan kondisi fisik (gagal tumbuh) pada bayi atau anak.

Acara yang digelar Selasa (5/7/2022), di Kantor Kecamatan Sumbersari itu diikuti puluhan anggota TPK dari kecamatan setempat.

Kepala DP3AKB Jember Suprihandoko saat dikonfirmasi mengatakan, TPK diberi tugas untuk mendampingi setiap keluarga atau calon keluarga. Tugasnya, memastikan bahwa yang siap menikah itu memiliki ilmu pengetahuan dan ketrampilan tentang kehidupan berkeluarga.

Kemudian, bagi wanita hamil juga harus didampingi karena terkadang di masyarakat masih banyak yang hamil tetapi tidak tahu cara perawatan kehamilan sehingga terjadilah kelahiran stunting.

“Untuk itu, TPK wajib memiliki kompetensi untuk memberikan motivasi dan dorongan agar pasangan yang sedang hamil betul-betul masuk di aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil, termasuk calon pengantin ya harus masuk sesuai kriteria indikator yang sudah ditentukan oleh aplikasi itu. Sehingga diketahui kelahirannya normal sehat dan tidak melahirkan stunting baru,” ujar Suprihandoko menjelaskan.

Dalam pelatihan ini TPK juga diajarkan bisa memberikan motivasi dan pelayanan untuk pemilihan alat, obat atau metode kontrasepsi pasca kelahiran. Sehingga, setiap orang yang baru melahirkan bisa diyakinkan untuk mengatur jarak kelahiran selanjutnya dengan harapan tidak terjadi kehamilan sundulan.

Suprihandoko mengatakan, TPK terdiri dari beberapa unsur di antaranya, tenaga medis seperti dokter bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Kemudian dari unsur PKK mulai desa, kecamatan sampai kabupaten dan dari Kader Bangga Kencana atau kader kependudukan keluarga berencana.

Dengan adanya pelatihan kepada para TPK, Suprihandoko berharap mulai saat ini ditargetkan tidak ada stunting lagi stop stunting baru.

“Makanya yang dicegat adalah dari hulunya, sehingga ketika TPK mendampingi calon pengantin, mendampingi kehamilan, dan mendampingi KB pasca salin maka diharapkan kelahiran baru itu tidak ada stunting baru. Sehingga target pada tahun 2024 itu menjadi 14 persen itu bisa dicapai karena yang sudah stunting sebelumnya terus diintervensi oleh Dinas Kesehatan dengan tambahan gizi dan sebagainya,” jelasnya.

Lebih lanjut Suprihandoko menyatakan, progres capaian penurunan stunting di setiap kecamatan cukup bagus sehingga antisipasi terjadinya stunting baru itu sudah menjadi tanggung jawab bersama dinas dan kecamatan dalam bentuk kolaborasi dan akselerasi sesuai arahan Bupati Hendy Siswanto.

Untuk Kecamatan Sumbersari, progres penurunan stunting dinilai bagus bahkan Suprihandoko memuji Camat Regar Jeane yang turun langsung ke tengah masyarakat dalam upaya menanggulangi stunting.

“Sumbersari cukup bagus tidak tertinggal dengan yang lain. Pak camatnya juga masih baru, tapi beliau luar biasa ketika di Kalisat beliau turun langsung berbaur dan memberikan statement kebijakan dan strategi yang mengarah pada bahwa stunting ini adalah ancaman masa depan oleh karena itu stunting harus dikerjakan secara bersama-sama oleh semua pihak terutama dari keluarga. Semoga di Sumbersari ini beliau tetap intens yang berorientasi stop stunting demi masa depan yang baik,” jelasnya.

Sementara Camat Sumbersari Regar Jeane tanpa menyebut jumlah pastinya mengatakan, angka stunting di wilayahnya saat ini mencapai 400an.

Regar optimis penurunan stunting di Sumbersari bisa diatasi bahkan bisa distop mulai saat ini, terlebih lagi karena jumlahnya jauh di bawah tempat sebelumnya dia memimpin, Kecamatan Kalisat yang mencapai lebih dari 1000. (*)

Comment