JEMBER, (News Indonesia) – Jaminan kesehatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang dijamin oleh undang-undang. Hak perlindungan kesehatan tersebut diimplementasikan oleh Kepala Desa Tanggul Kulon, Arifin Wahyuono dengan memfasilitasi warganya terdaftar di BPJS Kesehatan mandiri.
Memanfaatkan program BPJS Kesehatan Keliling, Arifin mengundang warganya ke Balai Desa Tanggul Kulon untuk mendaftar Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Baca Juga: Sertijab Kasat Lantas Polres Jember, AKP Arum Inambala Serahkan Posisinya ke AKP Achmad Fahmi
Arifin menuturkan, sebagai kepala desa dirinya memiliki kewajiban mendukung program pemerintah, apalagi jika program itu bisa membuat warganya merasa terlindungi kebutuhan dasarnya terkait jaminan kesehatan.
“Saya mendapat info kemarin ada layanan keliling BPJS Kesehatan, langsung kami hubungi dan minta mereka membuka layanan di Tanggul Kulon untuk warga,” ujar Arifin ditemui di kantornya, Selasa (7/11/2023).
Kades dua periode ini menyebut, terdaftar sebagai peserta JKN mandiri sangat penting apalagi bagi warga menengah ke bawah agar segala sesuatu terkait kesehatannya bisa terlindungi, terutama soal biaya.
“Sistem di BPJS ini kan ibaratnya di tanggung bersama, sangat berguna untuk menengah ke bawah. Jadi, dengan gotong royong semua tertolong,” terangnya.
Kendati demikian, Arifin berharap tidak ada perbedaan perlakuan antara peserta BPJS Kesehatan dengan pasien umum dalam hal pelayanan.
“Sudah banyak terjadi adanya diskriminasi antara pasien BPJS dengan umum. Pasien umum lebih diutamakan didahulukan daripada pasien BPJS. Mereka ini juga bayar iuran tiap bulan jangan dibeda-bedakan,” tandasnya.
Layanan BPJS Kesehatan Keliling di Tanggul Kulon rupanya tidak hanya diminati warga setempat. Muhammad Ilul Masil seorang warga dari desa tetangga juga memanfaatkan layanan tersebut.
Ilul Masil peserta JKN kelas 3 ini mendapatkan info adanya BPJS Kesehatan Keliling di Tanggul Kulon. Peserta JKN kelas 3 ini, awalnya memiliki 5 anggota keluarga, dengan iuran sebesar 35 ribu tiap bulan. Merasa kesulitan, dia akhirnya memecah Kartu Keluarga dan mendaftar kembali hari ini dengan 3 anggota keluarga.
“Awalnya KK itu isinya 5 orang ada saya, istri, anak, kemudian kedua orang tua. Dengan biaya 35 ribu tiap bulan kok rasanya agak berat jadi saya pecah KK. Sekarang KK terbaru pisah sama orang tua, jadi sekarang isi 3 orang sama istri dan anak saya yang baru lahir,” jelasnya.
Ilul Masil mengaku sangat terbantu dengan adanya BPJS Kesehatan Keliling yang difasilitasi oleh Kades Arifin Wahyuono. Pasalnya, jarak Desa Klatakan dengan Kantor BPJS Kesehatan di pusat kota sangat jauh. Sehingga, dia tidak melewatkan saat ada informasi membuka layanan di Desa Tanggul Kulon.
Selama 3 jam layanan di Tanggul Kulon, BPJS Kesehatan berhasil menyerap 41 warga. Tidak hanya berkaitan dengan pendaftaran, operator juga menerima konsultasi dari warga terkait program JKN. (*)
Comment