Asah Wawasan Lewat Green Talk IPB University

BOGOR, (News Indonesia) -- Green Talk adalah Platform Komunikasi dan Outreach Departemen ESL IPB University untuk membahas isu-isu pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan.

BOGOR, (News Indonesia) — Green Talk adalah Platform Komunikasi dan Outreach Departemen ESL IPB University untuk membahas isu-isu pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan.

Dalam event perdananya tanggal 12 Mei 2020 yang lalu, dilakukan melalui media daring berupa webinar. Kegiatan ini bekerjasama dengan Himpro ESL “REESA” (Resouce and Environmental Economics Student Association).

Acara ini menggunakan media Google Meet diikuti lebih dari 250 peserta dari seluruh Indonesia dan dari berbagai institusi, termasuk 100 lebih mahasiswa Ekonomi Sumberdaya Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University yang mengambil mata kuliah Ekonomi Kehutanan yang diampu oleh Dr. Meti Ekayani.

Selain itu ada peserta dari luar negeri yang berjumlah lebih dari 30 peserta, diantaranya dari Malaysia, India, Vietnam, Filipina, Syria, Afganistan, Tunisia, Srilanka, Turki, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Inggeris dan China.

Acara ini juga diikuti oleh civitas akademika berbagai universitas dalam dan luar negeri: UPM, UPLB, Ho Chi Minh University, Segi University, Tokyo Institute of Technology, Ankara YB University Turkey, UI, UGM, Universitas Airlangga, Universitas Palangkaraya, Universitas Jambi, Universitas Tamansiswa, Universitas Bung Hatta, USU, Untirta, STAN dan Universitas Pertamina.

Menurut Dr. Meti, kegiatan ini sangat positif untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan mahasiswa serta inspirasi untuk penelitian, dan berharap akan banyak penelitian untuk implementasi PES.

Menurutnya, tema Green Talk Perdana ini adalah Tantangan dan Peluang Pembayaran Jasa Lingkungan (PES) yang berfokus pada kehutanan. Nara sumber berasal dari kantor Bank Dunia Jakarta, yaitu Andre Aquino (Brasil) seorang Spesialis Lingkungan Senior dan Andihyta Firselly Utamu (Afu) sebagai Spesialis Ekonomi Lingkungan.

Acara ini dipandu oleh Hari Priyadi, Penasehat Teknis Bang Dunia juga sebagai Associate Senior di ESL IPB University dan juga inisiator Green Talk ESL.

Di awal acara, Dekan FEM IPB University, Prof Dr. Nunung Nuryartono sebagai pembicara kunci memberikan paparan tentang konteks dan perkembangan PES.

Menurut Prof Nunung, PES merupakan potensi sumber dana baru untuk membiayai perlindungan lingkungan dan pengembangan ekonomi yakni mengurangi kemiskinan dan menciptakan kesetaraan.

Kedua pembiacara dari Bank Dunia memberikan paparan tentang apa itu PES, latar belakang, pelaksanaannya di berbagai negara Amerika Latin dan Indonesia. PES bertujuan untuk melestarikan dan mengembalikan fungsi alam yang menyediakan layanan penting seperti air bersih dan mtigasi perubahan iklim.

Penyebab kerusakan alam misalnya terjadinya deforestasi dan alih fungsi lahan yang tidak terkendalikan. Perbaikan dan menjaga lingkungan utamanya hutan perlu dilakukan salah satunya dengan pembayaran jasa lingkungan tersebut.

Andre memberikan contoh implementasi PES di Amerika Latin, yaitu di Brasil, Ekuador dan Kostarika yang merupakan kegiatan konservasi hutan dan air didukung oleh Bank Dunia.

Afu memberikan beberapa contoh implementasi PES di Indonesia. Seperti di Lombok NTB berupa kegiatan perbaikan lahan dan reforestasi untuk penyediaan air, di Kalimantan Timur untuk mengurangi deforestasi dan rehabilitasi lahan rusak yang pada akhirnya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang didukung oleh Bank Dunia, di Merangin Jambi untuk mencegah deforestasi dan di tempat lainnya.

Pembayaran PES dapat berasal dari berbagai sumber bergantung pada jasa yang diberikan oleh alam. Dunia internasional dapat memberikan pembayaran PES, khususnya untuk pengurangan emisi melalui skema REDD + (reducing emissions from deforestation and forest degradation) di negara berkembang dan usaha konservasi serta pengelolaan hutan berkelanjutan.

Jasa pemanfaatan air juga berpotensi besar untuk diperdagangkan di dalam negeri, namun perlu didorong dengan peraturan lebih lanjut.

Dr Ahyar Ismail sebagai Kepala Departemen ESL IPB University mengatakan bahwa dirinya menyambut baik acara Perdana Green Talk tersebut

“Saya sangat menyambut baik acara Perdana Green Talk ini dan memberikan apresiasi kepada Dekan FEM, pembicara dan semua panitia yang terlibat dalam proses persiapannya. Green Talk selanjutnya akan diadakan dengan topik yang berbeda dengan mengundang narasumber baik dari dalam maupun luar negeri,” ungkapnya.

Para peserta sangat antusias mengikuti Webminar Green Talk ini dengan memberikan pertanyaan dan juga pendapat.

Acara dengan metode daring ini sangat bermanfaat bagi semua kalangan di tengah wabah COVID-19 ini, walaupun harus bekerja dan belajar dari rumah tapi tetap mendapatkan pengetahuan yang banyak serta tetap dapat berkomunikasi dan terhubung dengan dunia luar baik nasional maupun internasional.

Selain itu dengan acara melalui media daring ini juga bermanfaat bagi lingkungan karena tidak harus berkumpul di suatu tempat yang bisa jadi menyebabkan bertambahnya emisi gas rumah kaca dan tentu saja tidak pas di tengah pelaksanaan PSBB. [hasib/SI]

Comment