ACEH TIMUR, (News Indonesia) – Warga Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, gerah dengan bau menyengat yang muncul selama kegiatan pencucian sumur gas AS-9 milik PT Medco E&P Malaka. Bau tersebut disebut sudah berdampak pada kesehatan warga Dusun Buket Mamplam, warga mendesak perusahaan segera memindahkan penduduk ke lokasi aman sampai pekerjaan selesai.
Tuntutan itu meledak dalam pertemuan resmi antara warga dan pihak Medco, Rabu (13/8) , yang juga dihadiri Anggota DPRK Aceh Timur, Zulmi, unsur Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Timur, Babinsa, dan keuchik setempat.
Menurut warga, ini bukan sekadar soal bau, tapi soal keselamatan.
“Bau ini bikin pusing, bikin sesak, bahkan ada yang jatuh sakit. Kalau tidak dipindahkan, sama saja perusahaan membiarkan kami jadi korban,” keluh salah satu tokoh masyarakat.
Anggota DPRK Aceh Timur, Zulmi, tidak tinggal diam. Ia secara terbuka mendesak perusahaan memenuhi tuntutan warga, sekaligus menambah kompensasi yang selama ini diberikan.
“Selama Medco bekerja, warga harus dipindahkan. Tali asih Rp1 juta per kepala keluarga itu tidak layak, apalagi dengan risiko kesehatan seperti ini,” tegas Zulmi.
Namun, sikap perusahaan masih setengah hati. Perwakilan PT Medco E&P Malaka, Abdul Gani, hanya menyatakan akan membawa persoalan ini ke manajemen.
“Kami minta waktu untuk membahas ini secara internal. Jawaban akan kami sampaikan Jumat, 15 Agustus 2025,” ujarnya singkat.
Medco E&P Malaka selama ini mengoperasikan Blok A di Aceh Timur, namun bukan sekali ini warga sekitar lokasi produksi mengeluh dampak lingkungan dan kesehatan. Pertemuan tersebut menjadi ujian serius, apakah perusahaan berani mengutamakan keselamatan warga atau kembali mengulur waktu dengan janji koordinasi.
Comment