Kesadaran dan Komplikasi Pendidikan

Oleh: Siti Nur Aisyah*

Pendidikan merupakan hal yang paling utama dalam memajukan kwalitas hidup manusia, pendidikan juga sebagai penopang untuk menjadikan negara berkualitas dan sejahtera, tentunya juga agar menjadi negara yang dipandang baik oleh negara lain. Apalagi negara Indonesia yang masih tergolong dalam kategori negara berkembang yang masih mempunyai cita-cita besar dalam segi perkembangan pendidikan.

Hari ini seharusnya Pemerintah Indonesia sayogyanya berbangga hati, karena lapisan rakyatnya mayor sudah bisa baca dan tulis. Walaupun, bukti komprehensif lain menyatakan bahwa untuk wilayah Jawa Timur masih terdapat sebagian rakyat yang menyandang status tuna aksara, upaya pemerintah untuk menuntaskan masalah tersebut dengan adanya penanganan insentif secara menyeluruh ke berbagai pelosok desa, dusun, hingga memasuki barisan rukun tetangga, dengan ‘slogan’ mendidik sepenuh hati dan penuh khidmat bagi masyarakat yang belum tersentuh pendidikan akan menjadi katalog tersendiri dalam sejarah baca tulis.

Entah bagaimana, manakala kita melihat dunia pendidikan saat ini kayaknya sudah mulai pesat perkembangannya, berbagai metode pendidikan dan pembelajaran yang berbeda-beda yang paling relevan dan menunjang suatu pendidikan yang maju dan terus maju terus diciptakan untuk mengevaluasi pendidikan bangsa ini.

Hal itu berbanding terbalik dengan kondisi kehidupan terdahulu, tentunya berbeda dengan manusia pada zaman sekarang ini dalam seluruh segi kehidupan, sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan, ilmu pengetahuan yang berkembang jauh melampaui tapak batas para pendahulu yang hanya menemukan teori sekaligus bentuk kesederhanaan. Contoh salah satu teori Albert Einstein dalam teori atom nya, dari teori salah satu tokoh tersebut bisa dikembangkan sehingga bisa lahir teori yang lebih luas dan tinggi dari pada sebelumnya seperti halnya dari bel disulap menjadi handphone bahkan lebih canggih lagi iPhone android dan juga inovasi dari handphone-handphone bermerek lain, dan begitu banyak lagi perkembangannya apabila dilihat dari segi ekonomi.

Unsur-unsur pendidikan kita tengah berkhayal hingga tidak menemukan kesadaran mereka, kemudian kesadaran mereka hanya disimpan terhadap hal yang sia-sia. Pelajar kita sejatinya sadar bahwa dengan belajar akan mensukseskan mereka ketika ujian, sadar bahwa bersekolah dengan serius cita-cita akan dicapai, dan sadar bahwa sekolah bukanlah tempat pelarian dari segala kesibukan dan aktifitas orang tua. Namun, mereka bagaikan burung terbang yang tiada tujuan apa-apa yang diketahui oleh mereka masih disimpan sendiri masih cenderung bisa mengaplikasikannya.

Begitulah tabiat manusia, telah jelas di depan mata masih banyak keluar dari ketentuan yang ada. Wabah ketidaksadaran tersebut berdampak pada kelangsungan pendidikan yang ada di Indonesia. Sebagai introspeksi diri bagi pendidikan kita juga, yaitu dalam kesadaran dengan melihat tindakan mereka (orang barat) dalam mempelajari berbagai disiplin ilmu yang terlebih dahulu kita ketahui. Rasa ingin tahu orang barat sangatlah besar dalam bidang keilmuan dan pendidikan, rasa itu bukan hanya dimiliki oleh sebagian kelompok orang melainkan rasa itu dimiliki secara menyeluruh sehingga mereka berusaha agar menemukan suatu titik perencanaan masa depan yang lebih baik dan gemilang.

Indonesia sebenarnya sangat aktif dalam kesadaran westernisasi dimana masyarakat dalam pengaruh mengadopsi budaya barat dalam berbagai bidang misalnya teknologi, gaya hidup, dan gaya makanan dan juga nilai-nilai syari’at agama, budaya dan tatanan pendidikan Islam, dimana selanjutnya teknologi kita gali dengan canggih dan mewujudkannya.

Asalkan hal itu merupakan hal yang positif dan dapat membangun bangsa ini menuju tingkat kemakmuran dan kesejahteraan yang lebih baik. Ada suatu julukan dasar bagi negara berkembang kita. “Keinginan kuat tersimpan dalam dada, namun kesadaran tak muncul pada raga”.

Pokok kesadaran sangatlah berperan besar terhadap kehidupan manusia guna mendukung manusia yang berkepribadian dan maju bukan lagi berkembang, harapan kedepannya kesadaran pelajaran akan realisasi suatu pendidikan bukanlah tujuan, melainkan menjadikan sebagai alat bagi mereka untuk mencapai suatu tinjauan dan ambisi yang mereka telah cita-citakan sebagi tolak ukur perubahan dunia dimasa depan. (*)

Semoga pendidikan kita semakin maju !

*Penulis Mahasiswi IAIN Madura

Comment