Pemkab Sumenep Akan Gelar Upacara Adat Penyerahan Zakat Fitrah

Bupati Sumenep, saat penyerahan Zakat Fitrah melalui Mesjid Jamik setempat. Sebagaimana yang dilakukan pada acara Prosesi Adat Penyerahan Zakat Fitrah yang berlangsung dari Keraton Sumenep ke Mesjid Jamik Sumenep (11 Juni 2018).

SUMENEP, (News Indonesia) — Pemerintah Kabupaten (Pemkeb) Sumenep, Madura, Jawa Timur, dijadwalkan akan menggelar Upacara Adat Penyerahan Zakat Fitrah ala keraton. Senin (27 Mei 2019) besok.

Menurut Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sumenep, sebagai penanggungjawab acara, R. Aminullah mengatakan, upacara Adat Penyerahan Zakat Fitrah merupakan program rutin setiap tahun untuk mengingat kembali tradisi atau sejarah peninggalan raja-raja Sumenep terdahalu, tentang adat dan budaya saat bulan suci Ramadan.

“Penyerahan zakat fitrah dengan menggelar prosesi Upacara Adat merupakan upaya Pemkab Sumenep dalam pemerataan zakat fitrah kepada kaum duafa,” terangnya. Minggu (26/5/2019).

Bahkan, menurut Minul, Upacara Adat tersebut telah menjadi agenda rutin yang masuk dalam kelender program Visit Sumenep sejak beberapa tahun terakhir. ”Agenda penyerahann zakat fitrah telah masuk dalam program visit Sumenep, menjadi ini agenda wajib setiap tahun dengan konsep ala keraton,” imbuhnya.

Penyerahan zakat fitrah tahun ini nantinya akan diserahkan kepada sejumlah pihak, seperti Fakir Miskin, Amil Zakat, Takmir Masjid Jamik Sumenep dan lainnya.

”Zakat fitrah kali ini akan diserahkan ke Takmir Masjid Jamik, namun kami persilahkan kepada masyarakat yang berhak menerima untuk mendaftarkan diri ke kami (Dinsos Sumenep),” pintanya.

Berdasarkan catatan, penyerahan zakat fitrah keraton kepada takmir Mesjid Jamik Sumenep pertama kali dilakukan oleh Panembahan Sumolo dan enam generasi kepemimpinan Sumenep setelahnya atau berakhir pada masa RP. Ario Prabuwinoto Tahun 1929.

Setelah itu, tradisi tersebut sudah tidak dilakukan karena sistem pemerintahan beralih dari keraton menjadi kabupaten. Pada masa itu raja mengantar sendiri hasil zakat fitrah keraton dengan berjalan kaki dari keraton Sumenep dengan diiringi para pejabat keraton dan bangsawan.

Tetap dilestarikannya kegiatan tersebut, tentu saja bertujuan untuk mengingat kembali tradisi atau sejarah peninggalan raja-raja Sumenep terdahalu tentang adat dan budaya saat bulan suci Ramadan. (Dewi/Imam)

Comment