Lahan Pertanian di Sumenep Terendam Banjir, Petani Terancam Gagal Panen

Foto: Tim Dispertahortbun Sumenep, saat melakukan monitoring di lahan padi di Desa Nambakor, Saronggi, yang tergenang banjir.

SUMENEP, (News Indonesia) — Hujan deras yang melanda hampir di berbagai daerah di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Senin (17/2) kemarin, sedikitnya membuat lahan pertanian di dua Desa di Kecamatan Saronggi terendam banjir.

Berdasarkan data Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) setempat, terdapat sekitar 27 hektare sawah di Desa Moangan dan Nambakor yang sudah ditanami padi, bahkan rerata masih berumur sekitar 27 sampai 30 hari.

“Hal ini sangat berpotensi untuk gagal panen,” kata Kasi Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Sumenep, Bambang Eko Cahyono. Selasa (18/2/2020).

Penyebab terjadinya peristiwa alam itu, kata Bambang, diakibatkan karena intensitas hujan yang sangat tinggi. Sementara aliran air di dua lokasi tersebut mengalami peningkatan, sehingga terjadi penyumbatan di berbagai titik sebelum sampai ke lautan.

“Oleh karena itu, kami akan berupaya untuk menggalakkan adanya pembuatan Biopori di luar area persawahan yang terdampak banjir ini,” ujarnya.

Biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah. Lubang biopori berfungsi sebagai lubang resapan dan dibuat dengan tujuan untuk mengatasi genangan air.

“Sehingga aliran air nanti akan masuk ke dalam tanah, karena kalau misalkan aliran air itu tetap lewat permukaan, saya kira akan tetap terjadi pertemuan aliran air dari darat dan laut,” imbuhnya.

Baca Juga: Bupati Sumenep Ajak ASN dan Masyarakat Serius Isi Data Sensus Penduduk, Ini Manfaatnya

Untuk meminimalisir kerugian petani padi, Kepala UPTD Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Sumenep, Jumianto menjelaskan jika kelompok tani (Poktan) daerah terdampak banjir bisa mengajukan program asuransi usaha tani tanaman padi (AUTP).

“Sehingga kerugian yang dialami petani bisa diminimalisir, walaupun prosesnya tidak secara sekaligus langsung bisa diproses, artinya masih akan dilakukan survei terkait dengan kondisi tanaman setelah satu minggu atau genangan air nanti seberapa lama,” sebutnya.

Baca Juga: Dinkes Sumenep Berencana Bangun Puskesmas di Pulau Pagerungan Besar

Kendati tanaman padi memiliki sifat recovere, kata Jumianto, pihaknya tetap akan memfasilitasi petani padi lewat kelompok tani tersebut.

“Apabila sudah di daftarkan di kelompok tani yang berada di wilayah terdampak banjir, itu bisa diajukan klaim ke pihak asuransi tanaman, dengan begitu sekitar 60% nanti akan diganti oleh PT. Jasindo sebagai PT yang menangani tanaman padi,” tandasnya. [kid/faid]

Comment