PAMEKASAN, (News Indonesia) —
Maraknya peredaran barang haram narkotika di wilayah hukum Madura, Jawa Timur, mendapatkan atensi serius Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam.
Kondisi tersebut, dinilai Baddrut berbanding terbalik dengan kondisi sosial masyarakat madura yang syarat akan nilai nilai religius pesantren.
Baddrut mengaku memiliki data soal tingginya angka peredaran narkoba di Jawa Timur, yang disebabkan oleh empat kabupaten di pulau Madura.
“Di empat Kabupaten di Madura ini paling banyak pengguna dan pengedar narkobanya dibandingkan dengan daerah lainnya di Jatim,” terang Baddrut.
Sekretaris DPW PKB Jatim itu menyebut, saat ini, narkoba sudah mulai merambah ke beberapa pelajar tingkat SMP sederajat. Kondisi tersebut dinilai tidak berbanding lurus dengan kondisi sosial masyarakat madura yang religius.
“Narkoba harus diperangi oleh semua elemen, karena ini bukan hanya tugas perseorangan,” tuturnya.
Mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia itu menegaskan, saat ini Pemkab setempat tengah berusaha untuk mengusulkan alih status BNK menjadi BNN (Badan Narkotika Nasional) yang tugasnya khusus untuk memerangi peredaran narkoba di wilayah pamekasan.
“Semoga segera jadi BNN agar peredaran narkoba di wilayah kita bisa diminimalisir,” pungkasnya.
Terpisah, Kalapas Kelas II A Pamekasan, Hanafi, mengatakan, Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba suatu masalah yang terorganisir dan masif. Kejahatan yang tergolong Extraordinary Crime (Kejahatan Luar Biasa) ini sangat merusak lini kehidupan berbangsa dan bernegara yg terutama di kalangan generasi muda.
Pihaknya, tegas Hanafi, tidak akan mentolerir segala bentuk kejahatan narkoba tersebut. Tidak terkecuali di dalam Lapas karena Lapas pun juga menjadi fokus penting dalam hal pemberantasan narkoba.
“Perkembangan penggunaan narkoba semakin meningkat dengan pesat dan tidak untuk dengan tujuan pengobatan, melainkan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang sangat besar, yaitu dengan melakukan perdagangan narkotika secara illegal,” terang Hanafi.
Hanafi menambahkan, saat ini, Pembinaan di Instansinya tidak ingin mengucilkan para pelaku kejahatan melainkan memberikan pembinaan yang bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur yang memiliki program tapas acupressure technique atau proses untuk mengakhiri stres, trauma, rasa takut (fobia), rasa menderita.
“Jangan justis mereka dengan penjahat, mereka itu tersesat, dan belum terlambat untuk bertaubat,” tutupnya. [hasib/faid]
Comment