Soft Skill, Cara WMS Kembangkan Wirausahawan Muda

peserta Wirausaha Muda (WMS) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengikuti pelatihan Kewirausahaan tahap kedua, di gedung Enterpreneurship Training and Development Center (ETDC), Jalan Dr. Sutomo, Pajagalan, Kota Sumenep

SUMENEP, (News Indonesia) — Sebanyak 300 peserta Wirausaha Muda (WMS) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengikuti pelatihan Kewirausahaan tahap kedua, di rumah produksi Wirausaha Muda Sumenep (WMS), yang berlokasi di jalan Dr. Soetomo, Pajagalan, Kota Sumenep. Rabu (11/12/2019).

Direktur Wirausaha Muda Sumenep (WMS), Khoiril Anwar menjelaskan, acara pelatihan tahap kedua ini, lebih ditekankan pada kemampuan managerial usaha (soft skill).

“Konten pelatihan tahap kedua ini adalah pada penataan bisnis, marketing dan pengelolaan SDM, artinya lebih ditekankan pada mewujudkan bisnis yang baik,” sebutnya.

Sebelumnya, WMS sudah melaksanakan pelatihan wirausaha tahap pertama, tepatnya Bulan September 2019 lalu.

“September kemarin, kita sudah laksanakan pelatihan tahap pertama, akan tetapi konsentrasinya lebih ditekankan pada tehnik dasar Wirausaha (hard skill), misalnya yang di konveksi diajari caranya menjahit, yang las diajari caranya ngelas bahkan untuk produk olahan sendiri peserta sudah dapat banyak ilmu dari master chef Indonesia, yaitu chef Juna,” katanya, kepada media ini.

Lebih lanjut, Pria yang akrab disapa Anwar ini menambahkan, untuk pelatihan Wirausaha tahap kedua, pihaknya telah melakukan seleksi dari 1000 peserta Wirausaha di kota keris ini.

“Dari 1000 Wirausahawan, kita ambil 300 orang untuk proses pengembangan soft skill, itupun sudah melalui tahapan, dan rerata yang di ambil adalah perwakilan dari seluruh jenis usaha yang dikelola masing-masing peserta,” jelasnya.

Baca Juga: Mahasiswi P2M IDIA Prenduan Gandeng PKK Sera Barat, Sulap Sawo dan Kelapa Jadi Jajanan Khas

Acara yang berlangsung selama delapan hari kedepan ini, sedikitnya terbagi menjadi tujuh kelas pelatihan.

“Pelatihan tahap kedua ini memakan waktu delapan hari, dengan materi yang berbeda setiap harinya, untuk pelatihan olahan sendiri ada dua jenis, yaitu roti kue dan catering, sementara untuk pelatihan konveksi ada tiga segemen, namun progres grafiknya yang paling tinggi adalah produksi kaos,” lanjut mantan aktivis PMII ini.

Walaupun di sisi lain, pihaknya juga tidak memungkiri bahwa setiap kerja keras pasti ada kesulitan.

“yang sulit bukan soal menciptakan skill dalam berwirausaha, tapi membangun SDMnya terlebih dahulu, karena harus di akui banyak hambatan yang datang silih berganti, namun kami tetap optimis bisa membangun semua itu, intinya pemuda harus jadi komando tegaknya perusahaan di Kabupaten tercinta ini,” tukasnya.

Untuk diketahui, WMS sudah mencetak berbagai macam jenis usaha mulai dari Konveksi, Budidaya Lele, Jamur, Roti Kue, Catering Makanan, Service Elektro, Bengkel, Las, Carvalum, Tata Rias, dan beragam usaha lainnya. [kid/faid]

Comment