Pentingnya Literasi Digital Bagi Guru, Siswa dan Orang tua di Indramayu

INDRAMAYU, (News Indonesia) -- Sebagai bentuk apresiasi terhadap guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Pemerintah menetapkan hari guru nasional pada tanggal 25 November berdasarkan kepres nomor 78 tahun 1994 dan UU nomer 14 tahun 2005.

INDRAMAYU, (News Indonesia) — Sebagai bentuk apresiasi terhadap guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Pemerintah menetapkan hari guru nasional pada tanggal 25 November berdasarkan kepres nomor 78 tahun 1994 dan UU nomer 14 tahun 2005.

Seperti di daerah lainnya, ribuan guru di Kabupaten Indramayu juga memperingati Hari Guru Nasional 2019 dan HUT ke-74 PGRI. Plt Bupati Indramayu H. Taufik Hidayat memimpin langsung pelaksanaan peringatan Hari Guru yang jatuh setiap tanggal 25 November.

Tema yang diambil dalam hari guru kali ini yakni ‘Peran Strategis Guru Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Indonesia Unggul’.

Dalam sambutannya, H. Taufik mengatakan, guru mempunyai peran sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, guru lah sebagai episentrum perubahan tersebut.

“Sudah sepantasnya guru diberikan perhatian mulai dari pemenuhan kebutuhan guru, profesionalme, kesejahteraan, pelatihan hingga perlindungannya,” katanya.

Taufik menambahkan, kemajuan tekhnologi, komunikasi dan informasi sangat cepat dan tidak dapat diduga. Kemajuan ini bisa membawa dampak positif maupun negatif dalam proses pembelajaran di sekolah, untuk itu dibutuhkan komitmen terhadap pentingnya literasi digital bagi guru, siswa dan orang tua.

“Mari kita bangun kesadaran bersama bahwa ruang kelas bukan lagi satu-satunya sumber informasi dan ilmu pengetahuan,” ucap Taufik.

Pergeseran peran guru di era digital sebagai fasilitator pembelajaran yang menarik, menantang rasa ingin tahu siswa sehingga terdorong untuk menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat.

Inilah yang harus terus menerus ditanamkan dan menjadi kesadaran bagi guru dalam menjalankan tugas utamanya sebagai pendidik dan pengajar.

“Betapapun maju dan canggihnya sebuah tekhnologi, namun sejatinya tidak bisa menggantikan peran guru. Hal ini mengandung makna bahwa guru profesional dan berintegrasi akan terus menjadi isu global dan menjadi perhatian dunia tak terkecuali Indonesia,” tandas mantan ketua DPRD Indramayu ini. [dais/faid]

Comment