Sampang Dilanda Kekeringan, Warga Jarang Mandi
SAMPANG, (News Indonesia) – Musim kemarau tahun 2018 ini memang cukup panjang, sehingga warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih, untuk kebutuhan sehari-hari. Banyak warga yang sehari-harinya tidak mandi.
Air merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan, terutama pada tubuh kita. Dengan itu dengan adanya kemarau yang panjang ini membuat warga Kabupaten Sampang sulit untuk mendapatkan air bersih. Bantuan dari Pemerintah sangat minim sekali, tergantung anggaran untuk memenuhi kebutuhan warga yang terdampak kekeringan.
Pak Wiwit (49), warga Desa Patarongan, Kecamatan Torjun, adalah pasangan Disabilitas dari keluarga tak mampu menuturkan warga di Desa Patarongan sangat membutuhkan bantuan air bersih dari Pemkab Sampang untuk kebutuhan sehari-hari, bahkan dirinya beserta keluarganya jarang mandi.
“Kami di sini mewakili warga Desa Patarongan sangat membutuhkan bantuan air bersih dari Pemkab Sampang dan saya sendiri jarang mandi dan begitu pula banyak warga jarang mandi juga,” tuturnya kepada News Indonesia, Jumat (24/8/2018).
Pak Wiwit menambahkan sumber mata air di Desa Patarongan itu tidak ada sama sekali, jadi mohon kepada Pemkab Sampang untuk segera mengatasi masalah yang ada di desa kami.
“Sementara untuk mendapatkan air harus mengambil air sumur dengan jarak 5 Km, dengan keterbatasan fisik yang mas tahu sendiri, itu hanya untuk kebutuhan masak, minum dan kalau ada untuk air wudhu,” ungkapnya dengan nada sedih.
Sementara sudah santer di media bahwa Kabupaten Sampang darurat kekeringan di 42 Desa se Kabupaten Sampang dari 12 Kecamatan yang ada, diprediksi musim kemarau tahun 2018 hingga bulan Oktober 2018, data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang.
Anang Djoenaedi, Kepala BPBD Sampang mengatakan, droping air bersih terhadap 42 Desa di Kabupaten Sampang mulai berlangsung sejak awal bulan Agustus ini. Dengan jatah droping gratis setiap desa tiga kali perbulan.
“Sedangkan anggaran droping air bersih tersebut, kami mengajukan anggaran pada Provinsi Jawa Timur Rp. 150.000.000, sedangkan untuk anggaran APBD Kabupaten tidak ada,” jelasnya.
Saat News Indonesia singgah di 2 Masjid yang ada di Desa Patarongan untuk melakukan Sholat Dhuhur, ternyata apa yang terjadi ? Tempat untuk air wudhu kering kerontang, tidak airnya sama sekali, miris (Me2t/Dewi).
Comment