PAMEKASAN, (News Indonesia) – Keberadaan kode etik di kampus IAIN Madura dipertanyakan. Pasalnya, acara yang digelar Organisasi Mahasiswa (Ormawa) diduga kuat melenceng dari kode etik dan aturan yang dimuat oleh penegak disiplin kode etik.
Hal itu disampaikan oleh Basri Mahasiswa semester VII jurusan Manajeman Pendidikan Islam melalui surat terbuka yang ditujukan ke Pimpinan kampus IAIN Madura.
Dalam surat yang beradar luas dalam pesan berantai di beberapa group media sosial itu, Basri meminta agar penegak disiplin dan pimpinan IAIN Madura tidak membiarkan acara yang digelar tidak melenceng dari kode etik dan visi misi IAIN Madura Sendiri.
“Kami meminta sikap tegas dari pimpinan IAIN Madura terhadap Oramawa yang diduga melenceng,” kesalnya Rabu (09/05/2018).
Basri menyebut, acara yang di gelar pada, Selasa (08/05/2018) malam oleh Dewan Ekeskutif (DEMA) jauh dari harapan IAIN Madura, apalagi diketahui, dalam acara yang digelar secera terbuka di halaman IAIN Madura tidak sedikit antara pria dan wanita
joget bersama dengan beberapa adekan tidak pantas.
“Saya tidak tahu yang joget dan yang pelukan itu mahasiswa IAIN Madura sendiri atau bukan, cuma yang seperti itu sudah tidak pantas,” jelasnya.
Basri berharap ke depan, agar kampus lebih ketat dalam mengawasi para Ormawa yang hendak membuat acara, jangan sampai acara yang dibuat merusak citra IAIN Madura sendiri.
“Pengawasan pimpinan kepada Ormawa sangat dibutuhkan tidak lain untuk bagaimana IAIN Madura ke depan lebih baik,” harapnya.
Sementara itu, pimpinan IAIN Madura belum bisa dimintai keterangan, beberapa kali dihubungi lewat telpon selulernya tidak bisa. (AQ/Min)
Berikut isi surat terbuka yang ditujukan untuk Pimpinan IAIN
MADURA:
SURAT TERBUKA UNTUK PIMPINAN KAMPUS IAIN MADURA
Assalamualaikum wr.wb
Salam sejahtera bagi kita semua, semoga Tuhan selalu melindungi kita bersama. Amin.
Di awal, saya pribadi atas nama mahasiswa kampus IAIN madura mengucapkan kata maaf, mewakili bentuk tulisan dan penyampaian aspirasi.
Saudara sekalian sudah seringkali kita melihat dan menilai bagaimana bentuk kebijakan kampus IAIN,(kode Etik). Ini sudah bukan hal yang tabu. Namun lagi-lagi saya di kecewakan dengan beberapa kebijakan kampus yang justru di nilai mendukung terhadap kegiatan yang berbentuk amoral. Terbukti ketika dari beberapa ormawa yang melaksanakan kegiatan, dan di akhir (malam penutupan) di hiasi dengan hiburan. Dan tadi malam acara yang di kemas dengan tema DEMA AWARD, justru kami nilai sudah melenceng dari visi misi kampus ” MENCETAK SERJANA MUSLIM YANG PROFESIONAL DAN BERAKHLAK MULIA”.
Terbukti ketika dari salah satu pengunjung pada saat joget sepertinya akan melakukan yang mendekati sesuatu yang tidak di inginkan. Harusnya jika memang dengan hal tersebut menjadi polemik atau persoalan maka kebijakan kampus harus lebih di tegakkan.
Sangat ironi apabila pimpinan hanya diam tidak ada bentuk tindakan, paling tidak ada teguran atau sanksi, lebih-lebih DEMA yang menyelenggarakan. Tidak cukup dengan demikian dari beberapa program yang di selenggarakan terkesan hanya menghamburkan anggaran, tanpa melihat prospek kemajuan kampus di masa yang akan datang.
Saudara sekalian, terakhir saya pribadi berharap kepada pimpinan untuk tidak tumpang tindih dalam menyikapi bentuk kebjikan, karna ketika di bandingkan dengan persoalan beberapa yang lalu ada dari salah satu mahasiswa yang di anggap mencemarkan nama baik instusi kampus, namun ketika dengan kegiatan yang jelas mendekati bentuk amoral ini justru terkesan di diamkan. Iucu kampus. Kita ternyata..!!!
Semoga dengan bentuk tulisan ini mewakili dari semua persoalan kampus, sehingga menemukan titik terang.
Mari introspeksi
Mari berfikir
Mari berbenah diri
Dan ber-interaksi dengan komunikasi yang komonikan. Kebijakan adalah salah satu bentuk dari bentuk tindakan yang tidak arogan.
Semoga bermanfaat.
Trima kasih
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Ttd : Basri (Mpi-6).
Comment