NIAS BARAT, (News Indonesia) – Salah satu peninggalan Budaya Nias, Batu Megalit Milik leluhur ke 5 marga di wilayah Nias Barat hilang diduga di curi maling.
Hal ini diungkapkan oleh salah seorang tokoh Pemuda di wilayah Nias Barat yang bernama Martianus Gulo kepada Media ini melalui teleopon selulernya, Minggu (5/11/2017).
Martianus mengatakan bahwa di Desa Sisarahili I Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat, telah hilang sebuah Batu Megalit Budaya Nias, Batu Megalit Gowe Tugu tertua milik peninggalan Leluhur dari Lima Marga yang ada di wilayah Pulau Nias.
Martianus menuturkan asal sejarah Batu Megalit ini, bahwa pada zaman dahulu kala di Desa Sisarahili 1 kecamatan Mandehe ada salah seorang yang bernama SONDANI yang di gelar BALUGU UKU Tuan Leluhur dari ke -5 turunan Marga yakni Gulo, Zebua, Waruwu,Hia, Zai melakukan Acara GOWASA yang disebut FONDAKO dengan lamanya 9 hari dan 9 malam serta mengundang beberapa Ori (BALUGU) di sekeliling itu antara lain Ori Talu Noyo, Ori Tugala Oyo dan beberapa Ori (Raja Balugu lainnya) di sekitaran daerah itu.
Dengan tujuan Acara GOWASA ini untuk menentukan segala aturan-aturan adat yang disebut FONDAKO saat itu.
“Diperkirakan hilangnya Batu Megalit Gowe tertua ini sekitar tgl 30- 31 Oktober 2017 yang Lalu, dan hal ini Masyarakat Kabupaten Nias dan Nias Barat Umumnya sangat Sedih atas hilangnya Batu Megalit milik ke 5 Lima turunan Marga tersebut,” tururnya.
Lanjutnya Martyanus Gulo menjelaskan bahwa Batu Megalit Gowe peninggalan Leluhur ini merupakan salah satu Ciri khas Objek Pariwisata Budaya Nias di wilayah Nias Barat, dan ditambahkannya sejarah dari Batu Megalit itu bahwa pada beberapa tahun yang lalu bagian dari kepala Tugu Batu Megalit ini sudah pernah hilang dicuri Maling tak dikenal, setelah satu tahun Masyarakat pemilik Batu Megalit peninggalan Leluhur ini mencari dimana keberadaan bagian yang hilang dari Batu Megalit itu.
“Akhirnya Mereka mendapatkannya di tepi sungai yang berdekatan dengan keberadaan dari Posisi semula tempat Batu Megalitnya lalu mereka menempelkan kembali di ditempat semula lalu bersatu sama seperti awalnya,” Imbuhnya.
Ditambahkannya bahwa di tempat Batu Megalit Gowe tertua peninggalan Nenek Moyang ke 5 Marga ini ada beberapa Batu Megalit itu lainnya dan ada juga rumah adat yang sudah di pelihara oleh Dinas Pariwsata Kabupaten Nias Barat.
“Namun rumah adat Nias itu tidak ada penghuninya hanya tempat perkumpulan khusus beberapa rumpun bersaudara dari keturunan ke 5 marga di wilayah Desa itu,” tuturnya.
Tindakan Masyarakat dari Ke -5 keturunan Marga kepunyaan Batu Megalit ini, pada hari Sabtu tgl (4/11) ditempat hilangnya Batu Megalit Gowe tertua ini mereka melakukan Doa bersama secara Agama dan secara adat bertujuan agar Batu Megalit kepunyaan mereka dari peninggalan Leluhurnya dapat di kembalikan ditempatnya semula karena Batu Megalit Tugu Gowe ini Merupakan Batu Megalit tertua di wilayah Kecamatan Mandehe Kabupaten Nias Barat, pada Acara Doa bersama ini dihadirin oleh Camat Mandehe, para Pendeta dan Tokoh Agama, Tokoh adat serta Tokoh Pemuda dan Setelah selesai acara doa bersama mereka melaporkan kepada Pihak Polsek di Kecamatan Mandehe agar dapat di temukan siapa pelaku penyebab kehilangan dari Batu Megalit tersebut.
Ditempat berbeda seorang Tokoh Pemuda Netizen dari Nias Selatan bernama Edirman Bazikho menyampaikan harapannya melalui Media sosial bahwa Dia sangat mengharapkan kepada Pihak berwajib terutama kepada Polsek Mandehe dan Polres Nias agar Pelaku Penyebab hilangnya Batu Megalit Gowe milik ke 5 Marga diwilayah Kabupaten Nias Barat ini dapat terungkap. (Aro Ndraha/Jie)
Comment