SAMPANG, (News Indonesia) – Program gerakan pengurangan resiko bencana melalui Sekolah Sungai yang diterapkan oleh mantan Bupati Sampang H Fadilah Budiono dinilai gagal total (gatot), dimana Sekolah sungai yang seharusnya dilakukan oleh pihak terkait tetap berjalan, sehingga Sungai Kali Kemuning tetap bersih.
Kenyataannya, sungai kali Kemuning penuh dengan sampah yang tidak sedap dipandang mata dan peran masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai, terutama di sekitar bantaran sungai dinilai masih kurang.
“Sungguh miris pihak terkait dengan adanya tumpukan sampah di sungai Kali Kemuning hanya di biarkan saja tanpa ada tindakan apapun,” kata Holil, pemerhati lingkungan di Sampang.
Menurutnya, seharusnya pihak terkait program Sekolah sungai tetap berjalan sehingga tidak terjadi tumpukan sampah di sungai, setidaknya dapat mengurangi sampah yang ada.
“Masyarakat khususnya di sekitar bantaran sungai harus berperan aktif, untuk menjaga kebersihan sungai, kemudian pihak terkait seharusnya memberikan edukasi dan sosialisasi secara rutin tentang dampak sampah tersebut,” terangnya kepada News Indonesia, Minggu (5/8/2018).
Baca Juga: IKA SMPN 4 Pamekasan ’97 Bantu 3 Tangki Air Bersih di Daerah Rawan Kering
Ditempat terpisah, Tihori aktifis peduli lingkungan sungai berpendapat, membuang sampah sembarangan, utamanya ke aliran sungai berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat itu sendiri.
“Tumpukan sampah dapat memicu berbagai penyakit, serta menyebabkan banjir karena aliran sungai tersumbat,” tuturnya.
Untuk itu, pihaknya mendesak Pemkab Sampang turun tangan agar persoalan sampah segera diatasi. Persoalan sampah di wilayah itu sudah lama dilaporkan, semestinya Pemkab responsif terhadap keluhan masyarakat.
“Tumpukan sampah terlihat di Sungai Kali Kemuning, sampah menumpuk di sisi kanan-kiri sungai. Jika tidak segera diatasi, dipastikan sampah akan menggunung sehingga menyumbat aliran sungai,” imbuhnya.
Sementara saat dikonfirmasi, Kepala BPBD Sampang, Anang Djoenaidi melalui pesan WhatsApp tentang permasalahan tersebut mengatakan, sementra memang sekolah sungai belum ke pembersihan sungai.
“Kita akan berkoordinasi dengan Dinas PUPR karena di sungai masih ada pekerjaan pengerukan sungai,” tulisnya singkat.
Sayangnya, Kabid Pengelolaan sungai Dinas PUPR Sampang, Zaiful Moqoddas, dihubungi melalui pesan singkat tidak merespon hingga berita ini diturunkan. (Me2t/Dewi)
Comment