Jurnalis Sumenep Kutuk Kriminalisasi Wartawan di Jember

SUMENEP, (News Indonesia) – Simpati dan dorongan moral terhadap korban kekerasan Oryza Ardiansyah Wirawan terus bermunculan. Kini giliran jurnalis yang tergabung di Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Asosiasi Media Online Sumenep (Amos) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar aksi solidaritas di janjung kota setempat.

Mereka mengutuk keras tindakan premanisme terharap salah seorang wartawan media online di Kabupaten Jember saat melakukan tugas jurnalistik.

Dalam orasinya, ketua PWI Sumenep, Moh. Rifa’i meminta tindakan arogansi terhadap jurnalis diusut tuntas, kekerasan ini sudah menciderai kemanusiaan dan kebebasan pers di Indonesia.

“Peristiwa kekerasan terhadap wartawan di Jember ini, telah menciderai kebebasan pers seperti yang diamanatkan UU pers nomor 40 tahun 1999,” tegasnya.

Sehingga pihaknya meminta aparat penegak hukum untuk menindak tegas pelaku. “Kami minta pada aparat penegak hukum, untuk menindak tegas para pelaku yang terlibat dalam kasus tersebut,” tegasnya.

Pernyataan senada disampaikan ketua Amos, Ahmadi Muni, yang mengutuk keras kejadian ini, meminta panitia serta official mengevaluasi pengamanan pertandingan, meminta aparat berwenang mengusut tuntas kasus ini serta meminta seluruh jurnalis untuk bekerja profesional sesuai aturan kejurnalistikan yang berlaku.

“Amos mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas tindak kekerasan itu, dan panitia pelaksana pertandingan sepak bola harus mengevaluasi pengamanan pertandingan, agar kejadian serupa tidak terjadi lagi,” katanya saat menyampaikan orasi di sisi barat taman adupura Sumenep, Kamis (5/7/2018).

Untuk diketahui, Dharaka Sindo merupakan hasil merger dua klub sepak bola dari Dharaka milik Brigif 9 Kostrad Jember dan Samudra Indonesia (Sindo). Dharaka Sindo mengikuti Liga 3 PSSI bersama Persid Jember. Dalam pertandingan tadi itu, Dharaka Sindo melawan Persid Jember, dan berakhir dengan skor imbang 1-1.

Akibat penganiayaan yang dialaminya, Oryza juga harus menjalani perawatan secara intensif di RS Jember Klinik. (Imam/Indah)

Comment