Dinilai Tak Peduli Guru Budi, Ini Kata Kadisdik Sampang

Sampang, (News Indonesia) – Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur geram, karena merasa di tuding tidak peduli dengan Pak Guru Budi yang meninggal karena di aniaya muridnya. Dengan adanya aksi solidaritas terhadap Guru Akhmad Budi Cahyanto kemarin.

Di sela-sela acara pengukuhan 11 orang Pengurus Dewan Pendidikan Kabupaten Sampang periode 2018-2023 oleh Bupati Sampang H Fadillah Budiono, Jupri Riyadi menegaskan, mulai dari awal dirinya langsung turun, ada di Polsek Torjun dan pelaku segera di tangkap. Waktu itu ada saksinya dari media, ungkap Kadisdik Sampang sambil menunjuk ke arah wartawan yang waktu itu ada di Polsek Torjun.

“Dari awal saya turun, ada di Polsek dan minta pelaku segera di tangkap dan waktu itu ada saksinya,” geramnya, Jumat (9/2/2018).

Jupri menjelaskan soal simpang siur berita tentang dirinya sebagai Kadisdik Sampang tidak peduli atau tidak mendukung aksi solidaritas kemarin.

“Bukan tidak mendukung, sudah mulai dari awal kejadian sudah Peduli Guru Budi Cahyanto buktinya sampai tadi malam donatur dari PGRI yang masuk ke rekening Sianit sinta (istri almarhum Budi) itu, lebih dari 1 milyar,” terangnya.

Menurutnya, dalam hal ini Kadisdik sampang berkoordinasi dan memberikan nomor rekening Sianit Sinta ke seluruh PGRI se – Indonesia.

Baca Juga: Aksi Solidaritas Guru Budi, Berikut Sederet Tuntutan Ribuan Massa 

“Mulai dari awal sudah peduli dan sampai tadi malam donatur dari PGRI sudah terkirim ke rekening Sianit Sinta itu, lebih 1 milyar,” ucap
Jupri.

Jupri menerangkan dalam aksi solidaritas kemarin pihaknya tidak melibatkan guru dengan alasan supaya proses kegiatan belajar mengajar tidak terganggu dan mendukung penuh proses hukum terhadap pelaku, terangnya.

Menurut Abdul Aziz Agus Priyanto SH, motor Aksi kemarin, menanggapi bantahan Kadisdik Sampang, sungguh ironis sekali dengan adanya aksi solidaritas kemarin yang dimotori Kahmi, HMI, GMNI, Aliansi Guru Sukwan (AGUS) serta suport dukungan penuh PGRI Sumenep, PGRI Pamekasan, PGRI Bangkalan, namun, patut menjadi pertanyaan publik, kalau PGRI Sampang tidak mendukung dengan mengerahkan warga PGRI nya secara organisasi.

Namun, kata dia, kalaupun sudah berupaya aksi simpati itu, dalam bentuk atau pola lain itu menjadi tanggung jawab moral karena kebetulan ‘locus delict nya’ di wilayah kabupaten Sampang, jelasnya kepada News Indonesia.

“Artinya, ada upaya lebih dibandingkan dengan daerah lain, itu hal yg wajar. Karena public juga ingin tau wujud konkrit dari upaya itu agar tidak terulang lagi kejadian seperti ini,” imbuh totok sapaan Aziz. (Met/Min).

Comment