SAMPANG, (News Indonesia) – Pada musim kemarau yang panjang tahun ini membuat petani garam di Kabupaten Sampang terus produksi, sampai gudang tempat penyimpanan kristal putih asin tidak bisa menampung lagi.
Penelusuran News Indonesia di daerah paling selatan Kabupaten Sampang mulai dari Desa Aeng Sareh sampai ke paling banyak memproduksi garam rakyat di Kecamatan Pangarengan. Garam rakyat berlimpah sampai banyak tumpukan garam yang sudah di kemas tidak terangkut ada di pinggir jalan raya dan di tempat jalan tambak petani, Rabu (17/10/2018).
Saat dikonfirmasi Moh Aksan, petani garam asal Desa Pangarengan mengatakan harga garam sekarang Rp 1.500/Kg dengan (KW) kwalitas 1, di atas mobil truk pengangkut garam.
“Harga garam sekarang Rp 1.500/Kg dengan KW 1, Rp 1.300 – 1.200 / Kg kwalitas 2 dan KW 3 dengan harga Rp 1.100 / Kg, itu harga di atas truk,” jelasnya.
Berlimpah hasil garam yang belum terangkut masalah kekurangan armada
Untuk masalah penjualan garam milik petani kepada PT garam dan perusahaan pengolah garam di Surabaya dan sekitarnya. Dalam penjualan garam rakyat ke perusahaan di Jawa tidak memandang dari yang memakai Geomembran atau trepal dan tidak memakai.
“Perusahaan hanya melihat kwalitas garam saja, kalau putih mengkilap itu masuk KW 1,” terang Moh Aksan petani garam dan juga Kades Pangarengan.
Aksan menambahkan, kendala yang dihadapi sekarang ini untuk mengangkut garam rakyat kekurangan armada, untuk pengiriman kepada perusahaan yang biasa menjadi langganan pesanan miliknya.
“Sekarang ini terkendala kurangnya armada pengangkut garam sehingga banyak garam yang tidak terangkut,” imbuhnya.
Kemudian harapan kedepannya, bagaimana garam sisa di petani terserap semua dan harganya stabil, dengan cara membatasi garam impor sesuai dengan kebutuhan.
Kepala PT Garam Cabang Sampang, Faizal saat hendak dikonfirmasi di kantornya di Gudang garam Pangarengan tidak ada di tempat. “Lagi keluar pak,” tutur salah seorang pegawai singkat. (Me2t/Dewi)
Comment