Tokoh Pemuda Sapeken Kritik Rencana PT KEI Eksplorasi Migas di Pulau Kangean

Foto: Zaini Amin, Tokoh Pemuda Sapeken. (Foto: Dok. News Indonesia).

SUMENEP, (News Indonesia) – Rencana PT Kangean Energy Indonesia (KEI) melakukan eksplorasi minyak dan gas di wilayah Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, mendapat tanggapan kritis dari kalangan pemuda setempat. Mereka khawatir kegiatan tersebut lebih banyak menimbulkan dampak lingkungan dan sosial ketimbang membawa manfaat nyata bagi masyarakat lokal

Tokoh Pemuda Sapeken, Zaini Amin, menilai pengalaman di berbagai daerah menunjukkan bahwa proyek migas sering kali hanya menjanjikan kesejahteraan pada awalnya, namun realisasinya jauh dari harapan warga sekitar.

“Selama ini masyarakat lokal kerap hanya menjadi penonton. Keuntungan besar dari eksplorasi migas jarang benar-benar kembali kepada warga, sementara dampak lingkungan dan sosial justru lebih mereka rasakan,” ujar Zaini, Sabtu (14/9/2025).

Ia menjelaskan, Pulau Kangean memiliki ekosistem laut dan daratan yang rentan, dengan ketergantungan masyarakat pada hasil laut, pertanian, serta lingkungan bersih yang sangat tinggi. Menurutnya, apabila eksplorasi dilakukan tanpa perhitungan matang, risiko pencemaran laut, penurunan kualitas lingkungan, hingga konflik sosial sangat mungkin terjadi.

Lebih lanjut, Zaini juga menyoroti persoalan pembagian hasil migas yang kerap tidak dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

“Seringkali dana bagi hasil migas tersedot ke pusat atau berhenti di tingkat birokrasi. Sementara masyarakat Kangean masih berjuang dengan keterbatasan infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan,” tegasnya.

Ia berharap pemerintah daerah lebih kritis dalam menyikapi investasi migas, dengan memastikan adanya mekanisme keterlibatan masyarakat sejak awal, keterbukaan informasi, serta analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang independen.

“Eksplorasi migas di Kangean tidak boleh hanya dilihat dari sisi ekonomi. Ada nilai sosial, budaya, dan lingkungan yang jauh lebih berharga. Kalau pembangunan justru menyisakan kerusakan dan ketimpangan, itu bukan kemajuan, melainkan ketidakadilan baru,” pungkas Zaini.

Sementara itu, pihak perusahaan menegaskan bahwa kegiatan eksplorasi migas tetap memperhatikan aspek lingkungan.

Dalam sosialisasi rencana survei seismik tiga dimensi (3D) di perairan dangkal West Kangean, Manager Public Government Affairs (PGA) KEI, Kampoi Naibaho, menjelaskan bahwa pihaknya akan menggunakan metode terbaru Ocean Bottom Nodal (OBN) sebagai bagian dari eksplorasi.

“Dengan adanya survei ini, kami berharap memperoleh data geologi baru untuk mengevaluasi prospek lapangan migas. Namun, semua hasilnya tentu masih perlu dibuktikan melalui tahapan eksplorasi lanjutan,” ujar Kampoi.

Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan upaya mendukung pemerintah dalam menjaga ketahanan energi nasional di tengah menurunnya produksi migas.

“Aspek lingkungan tetap menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan kegiatan ini,” tegasnya.

Comment