SUMENEP, (News Indonesia) — Memilih jasa asuransi bukanlah hal yang mudah. Sebab, jika keliru akan membuat kita menyesal. Seperti yang dialami oleh Kamarun, warga Desa Parsanga, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Semula Kamarun memiliki inisiatif untuk menyekolahkan putranya sampai ke jenjang perguruan tinggi. Dengan menyongsong satu harapan, kelak akan menjadi orang yang berguna untuk kedua orangtuanya, syukur-syukur untuk bangsa dan negara.
Menjadi kepala keluarga dengan 5 orang anak bagi Kamarun bukanlah satu persoalan. Ia tetap memiliki tekad mengantarkan anaknya menuju impian. Dan hal itu, menurutnya bisa dicapai lewat pendidikan yang lebih tinggi.
“Deddi tak pade ben kaule, Pak (Jadi tidak sama dengan saya, Pak,red), kaule neka oreng buta huruf, (saya tidak bisa baca tulis,red),” ceritanya saat ditemui oleh media. Rabu (12/8) lalu.
Suatu ketika, Kamarun dikenalkan salah satu jasa asuransi oleh Fathorrahman salah satu supervisor di Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera. Berbekal tekad dan kepercayaan, sejak saat itu ia menabung setiap triwulan sekali dengan nominal Rp 800 ribuan. Waktu itu kebetulan anak keempat masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Kamarun ingin, kelak ketika anaknya hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi sudah ada saving dana. Dengan demikian, di usianya yang sudah mulai lanjut, ia tidak akan khawatir, sebab sudah ada jaminan untuk kelancaran dan kemudahan pendidikan sang buah hati.
Kamarun bercerita jika ditotal jumlah uang yang sudah disetor ke AJB Bumiputera berkisar antara 40 juta. Angka yang cukup fantastis untuk melanjutkan impian anaknya menggapai impian sekolah di perguruan tinggi.
“Kaule langkong saos ampon 40 jutaan obeng, Pak, (uang yang sudah saya serahkan kurang lebih 40 juta,red),” akunya.
“Tape sampek samangken tak cair, nika kan congoco nyamana, lasu perak e jenji’e maloloh. Bukte sobung, (sampai sekarang tak kunjung cair, ini kan penipuan namanya, masak cuma janji terus sementara buktinya tidak ada),” keluhnya.
Kamarun mengaku, untuk klaim pencairan asuransi, petugas sering memberikan janji bahwa akan segera cair bulan September tahun 2019 lalu. Namun, hingga hari ini tak kunjung ada kejelasan.
“Caepon bulen sanga’ taon 2019 Pak, tape sobung nika. Alasanna samangken perusahaan ajuwele aset, pas kadinapa nika, (katanya bulan 9 tahun 2019, namun tidak jelas. Alasannya perusahaan masih mau jual aset),” terangnya.

Berbekal informasi mengguna jasa asuransi, media ini mencoba menelusuri jejak petugas dari AJB Bumiputera dengan mendatangi kantor yang informasinya berlokasi di pojok selatan pintu masuk pasar Anom baru Sumenep, namun tidak satupun petugas yang bisa dikonfirmasi, karena kantor tutup.
Media ini kemudian menelusuri keberadaan supervisor AJB Bumiputera Sumenep, Fathorrahman, warga Desa Bangkal, Kecamatan Kota Sumenep, saat tiba di rumahnya, Fathorrahman memberikan penjelasan perihal asuransi yang dikeluhkan nasabahnya.
Menurutnya, pergantian jajaran pucuk pimpinan AJB Bumiputera adalah salah satu faktor, pengajuan klaim tak bisa cair. Bahkan, keadaan ini hampir mayoritas terjadi di seluruh Indonesia.
“Pertama, masalah regulasi kepemimpinan. Kedua, aturan dari OJK,” terang Oong, sapaan akrab Fathorrahman, supervisor AJB Bumiputera perwakilan Sumenep.
Fathorrahman mengaku, sistem saat ini di AJB Bumiputera sudah mulai normal. Sehingga, untuk klaim pencairan sudah bisa dipastikan mulai bulan September 2020 mendatang.
“Sebenarnya perusahaan sudah minta maaf untuk keterlambatan ini, Mas. Bahkan akan segera dicairkan bulan depan,” akunya.
Kendati demikian, kebijakan tersebut akan diprioritaskan pada klaim di bawah 10 juta. Mulai dari klaim putus kontrak, meninggal dunia, dan klaim habis kontrak di bawah 10 juta. “Karena sudah ada dana transfer sebesar 5,3 Triliun,” ucapnya. (*)
Comment