Kembali ke Pesantren, Kunci Revolusi Moral dan Spiritual NU Sumenep

SUMENEP, (News Indonesia) – Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (LAKPESDAM NU) Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar tasyakuran atas prestasi yang diraihnya sebagai juara Terbaik di PWNU Jatim Award 2019.

SUMENEP, (News Indonesia) – Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar tasyakuran atas prestasi yang diraihnya sebagai juara Terbaik di PWNU Jatim Award 2019.

Acara yang digagas Lembaga kajian isu-isu strategis dan pemberdayaan manusia untuk transformasi sosial yang berkeadilan dan bermartabat itu, dilaksanakan di Aula Kantor PCNU Sumenep, dihadiri Jajaran Musytasar PCNU Sumenep, Jajaran Syuriyah PCNU Sumenep, Jajaran A’wan PCNU, Jajaran Tanfidziyah PCNU, Jajaran Pengurus Lembaga PCNU, dan Jajaran Pimpinan Banom NU Sumenep, serta Pengurus MWC NU Se-Kabupaten Sumenep dan warga Nahdliyyin Sumenep lainnya. Minggu (28/7/2019) kemarin.

Agenda tasyakuran diawali dengan Pembacaan Sholawat Nariyah yang dipimpin oleh KH. Hafidzi Syarbini., dilanjutkan dengan sambutan tunggal, oleh Ketua PCNU Sumenep, KH. A. Pandji Taufiq sekaligus membuka acara tersebut.

Dalam sambutannya, KH. A. Pandji Taufiq menegaskan bahwa acara tersebut adalah bentuk Tasyakuran Lakpesdam NU Sumenep yang telah berhasil menjadi Juara Terbaik di PWNU Jatim Award 2019.

“Lakpesdam NU Sumenep, sejak lahirnya sampai sekarang menjadi motor penggerak terbaik yang PCNU Punya, sehingga bisa dikatakan, bahwa kemajuan dan perkembangan NU di Kabupaten Sumenep adalah jasa Lakpesdam,” tutur kyai Pandji.

Menurutnya, di Lakpesdam NU Sumenep, gudangnya pencetak kader kader muda NU yang militan, dan hanya di kader kader Lakpesdam yang Gila kepada NU. “Bukan hanya militan, akan tetapi Gila kepada NU,” lanjut kyai Pandji mengakhiri sambutan nya.

Kegiatan yang juga dikemas dengan dialog interaktif dengan tema “Peran Strategis Nahdlatul Ulama Dalam Mengahadapi Dinamika Kebangsaan” ini berlangsung lancar dan khidmat, acara Kajian dan Dialog tersebut di Moderatori oleh Ustadz Zainul Hasan, M.Pd. yang juga sekaligus sebagai Wakil Ketua PCNU Sumenep.

Prof. Kyai A’la Basyir, yang juga merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah itu, mengawali pembicaraannya dengan merefleksi peran serta sumbangsih NU kepada Bangsa dan Negara maupun kepada Islam secara umum.

Pada momen tersebut, Kyai A’la juga mengupas beberapa isu strategis NU yang harus dikawal dan dijalankan, khususnya NU di-Kabupaten  Sumenep. Diantaranya bahwa NU harus mengayomi, bukan hanya kepada yang militan saja, akan tetapi kepada yang hanya sifatnya partisipan juga harus diayomi.

Sehingga, menurut Kyai A’la, NU bukan menjauh, akan tetapi mendekat. “Orang-orang yang hanya ingin surat rekom ke NU, itu jangan malah dipermasalahkan, akan tetapi NU harus hadir dan harus mengayomi yang seperti itu,” tutur kyai A’la.

Kemudian, kyai A’la juga menambahkan bahwa NU harus melakukan Revolusi, bukan hanya revolusi birokrasi, akan tetapi jauh lebih penting adalah melakukan Revolusi Moral dan Spiritual.

“Hanya NU gudang dan tempat moralitas, dan hanya NU yang memiliki solusi tentang Konsep Spiritual yang baik dan mapan,” sebutnya.

Prof. Dr. Kyai A’la pada acara tersebut juga mengingatkan kembali relasi antara NU dan Pesantren, Beliau menuturkan bahwa NU harus kembali ke Pesantren. “NU harus benar-benar mampu menjadi perwujudan dan kepanjangan tangan dari spirit dan nilai-nilai kepesantrenan,” imbuh kyai A’la.

Menurutnya, kemajuan teknologi hari ini sudah menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Hal tersebut seharusnya berbanding lurus dengan kualitas Sumber Daya Manusia. Kemajuan teknologi menjadi suatu solusi alternatif untuk mengejar ketertinggalan bangsa kita dari bangsa lain.

“Namun, jika kemajuan teknologi dan informasi itu tidak diimbangi dengan kualitas Sumber Daya Manusia yang memadai, maka lambat laun kita akan sangat mudah tergerus oleh arus teknologi dan akan menjadi ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa,” tegasnya.

Penguatan basis ideologi agama yang berlandaskan pada asas kebangsaan, kesatuan dan persatuan bangsa harus terus ditanamkan kepada masyarakat, baik melalui forum-forum kajian formal, informal maupun nonformal. Sudah menjadi tugas kita bersama untuk terus mengawal berdiri dan tegaknya NKRI melalui penanaman nilai-nilai Nasionalisme di segala sektor.

“NU sebagai salah satu ormas terbesar yang ada di Indonesia terus konsisten dalam mengawal Islam Ahlussunnah Wal Jamaah Annahdliyah harus menjadi garda terdepan dalam memerangi berbagai bentuk ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya. [imam/jie]

Comment