Demo PMII di Mapolres Sumenep Sempat Ricuh

SUMENEP, (News Indonesia) -- Aksi solidaritas Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Sumenep, Madura, Jawa Timur, di depan Mapolres setempat hampir diwarnai ricuh. Selasa (01/10/2019).

SUMENEP, (News Indonesia) — Aksi solidaritas Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Sumenep, Madura, Jawa Timur, di depan Mapolres setempat hampir diwarnai ricuh. Selasa (01/10/2019).

Aksi kali ini, sebagai bentuk solidaritas atas kematian salah satu mahasiswa di Kendari Sulawesi Utara yang ikut aksi menolak RKUHP dan UU KPK beberapa waktu yang lalu.

“Kedatangan kami ke sini, hanya ingin menyampaikan aspirasi dan sebagai bentuk solidatitas akan kematian sahabat kami yang tertembak karena kelalaian oknum aparat kepolisian,” ungkap Suryadi, Ketua PC. PMII Sumenep, dalam orasinya.

Kericuhan sempat mewarnai, saat mahasiswa hendak menerobos masuk guna meminta untuk bertemu dengan Kapolres.

“Polisi adalah pengayom masyarakat, bukan preman, kami tidak terima polisi memukul sahabat kami seperti yang kita saksikan barusan, apakah ini yang dimaksud dengan pengayom masyarakat,” sebutnya.

Suasana semakin memanas, setelah tragedi pemukulan terhadap salah satu massa aksi.

“Hari ini telah kita saksikan bersama, aparat kepolisian Sumenep telah melakukan tindakan premanisme dengan melakukan pemukulan pada sahabat kami, yang jelas kami tidak terima ini dan meminta yang bersangkutan untuk menghadap ke sini serta meminta maaf disaksikan seluruh wartawan,” kecam salah satu orator lain.

Massa aksi tetap menolak, hingga akhirnya mereka difasilitasi untuk bertemu langsung dan memenuhi tuntutan mereka di Aula Mapolres setempat, hingga tuntutan dan permintaan maafpun dilayangkan oleh oknum polisi yang bersangkutan.

“Saya atas nama Kapolres, saya sangat mengapresiasi kedatangan rekan-rekan mahasiswa sekalian, dan apa yang menjadi tuntutan kalian sebenarnya sudah dikawal oleh Kapolri langsung, kita percayakan saja pada atasan, semoga segera ada jawaban,” kata Kapolres Sumenep, AKBP Muslimin.

Massa aksi akhirnya membubarkan diri dengan damai, usai permintaan maaf dari oknum polisi yang diduga melakukan pemukulan, mereka juga melakukan penandatanganan kesepakatan (MoU) dengan Kapolres setempat, serta pemberian Al-qur’an sebagai simbol ketentraman. [qid/faid]

Comment