113 Personel Polres Sumenep Disiagakan Amankan Hari Raya Idul Fitri

SUMENEP, (News Indonesia) – Kepolisian Resort (Polres) Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar apel pasukan dalam rangka pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1439 H tahun 2018 yang bersandi Operasi Ketupat Semeru 2018 di halaman Mapolres setempat, Rabu (6/6/2018).

Pelaksanaan apel gelar pasukan dipimpin langsung oleh Kapolres Sumenep, AKBP Fadillah Zulkarnaen dihadiri Wabup Sumenep, Achmad Fauzi, Ketua DPRD Sumenep Herman Dali Kusuma, Kajari dan Sejumlah OPD.

Operasi Ketupat ini akan digelar mulai Kamis 7 hingga 24 Juni 2018 mendatang. Dalam operasi tersebut Polres Sumenep mengerahkan 113 personil, dan 82 dari Satpo PP, Dishub dan TNI.

“Ada beberapa titik yang kita tempatkan di pos-pos pengamanan dan pelayanan. 3 (tiga) titik ada di pelabuhan, 2 (dua) di tempat wisata, 1 (satu) di daerah Prenduan karena rawan kemacetan, dan 1 (satu) ada di Taman Bunga (TB) untuk pos pelayanan,” terang Kapolres Sumenep, AKBP Fadillah Zulkanaen, usai memimpin apel.

Dalam amanatnya, Kapolres ujung timur pulau Madura ini membacakan beberapa poin penting pesan Kapolri, diantaranya:

– Sebagai salah satu operasi kepolisian terpusat, Operasi Ketupat Tahun 2018 diselenggarakan secara serentak di seluruh Polda jajaran selama 18 hari mulai tanggal 7 sampai dengan 24 Juni 2018. Operasi ini melibatkan sebanyak 173.397 personel pengamanan gabungan yang terdiri dari unsur Polri, TNI, Pemda serta stakeholders terkait dan elemen masyarakat lainnya.

Baca Juga: Mayat di dalam Sumur Tua, Ternyata Dibunuh Persoalan Asmara 

– Rencana operasi disusun melalui serangkaian evaluasi terhadap pelaksanaan Operasi Ramadniya pada tahun 2017 disertai analisa potensi gangguan kamtibmas di tahun 2018. Sehingga pada pelaksanaan operasi tahun ini, setidaknya terdapat 4 potensi kerawanan yang harus diwaspadai bersama.

– Potensi kerawanan pertama adalah stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan upaya penimbunan oleh kelompok kartel / mafia pangan, maupun perilaku negatif pelaku usaha yang menaikkan harga di atas harga yang ditetapkan. Oleh sebab itu, diperlukan kerja sama dan langkah proaktif dari stakeholders terkait guna mengatasi hal ini.

– Potensi kerawanan kedua adalah permasalahan kelancaran dan keselamatan arus mudik dan arus balik. Sehubungan dengan hal tersebut, saya memberikan penekanan kepada seluruh personel terutama pada titik rawan macet dan titik rawan kecelakaan, agar benar-benar melakukan pemantauan secara cermat.

– Potensi kerawanan ketiga yang juga harus diantisipasi adalah potensi bencana alam dan gangguan kamtibmas lainnya, seperti curat, curas, curanmor, copet, pencurian rumah kosong, begal, dan hipnotis. Untuk itu, para Kasatwil diharapkan dapat mengambil langkah pre-emtif maupun preventif yang diperlukan sehingga bisa menekan potensi yang ada.

– Potensi kerawanan keempat adalah, ancaman tindak pidana terorisme. Guna mengantisipasi potensi aksi terorisme, saya menekankan kepada seluruh Kasatwil untuk terus meningkatkan kegiatan deteksi intelijen yang diimbangi dengan upaya penegakan hukum secara tegas (preemtif strike), melalui optimalisasi peran Satgas Anti Teror di seluruh Polda jajaran.

– Disamping itu, pengamanan tempat ibadah, pusat keramaian, Mako Polri, serta aspek keselamatan personel pengamanan harus menjadi perhatian. Perkuat pengamanan pada obyek-obyek tersebut dan laksanakan pendampingan personil pengamanan oleh personil bersenjata. (Imam/Indah)

Comment