JEMBER, (News Indonesia) — Pada masa pandemi Covid-19, para guru TK di Jember menerapkan pola pembelajaran tematik lewat kegiatan gemar membaca di rumah.
Dengan orang tua bertugas mendampingi anaknya di rumah saat malam hari sepulang kerja, pola pembelajaran yang biasanya pagi hari di sekolah konsepnya diubah menjadi malam hari.
Kepala Bidang PAIS Kanwil Kemenag Propinsi Jawa Timur Suhaji mengatakan, terkait penerapan konsep pembelajaran, pihaknya mengakui penerapan secara verbal susah. Sehingga perlu pendukung lainnya, seperti halnya disisipkan gambar kartun yang menarik.
“Sehingga harus ada kerjasama dengan orang tua wali murid, apalagi di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, orang tua wali murid juga harus pro aktif, misalnya (yang umum dilakukan saat ini) menggunakan pembelajaran daring lewat jarak jauh. Orang tuanya pun diajak proaktif untuk ikut mengajar secara tematik apalagi di tingkat Taman Kanak-Kanak ini,” kata Suhaji saat dikonfirmasi usai memberikan penghargaan kepada Guru TK di Jember yang Juara Sinergi Cerita Bergambar, Kamis (18/6/2020).
Melalui Cerita Bergambar juga menjadi salah satu solusi agar terjalin komunikasi yang baik antara anak dan orang tuanya.
“Karena belajar dengan media cerita bergambar mudah dikuasai untuk disampaikan kepada anaknya. Sehingga anak diajari, dan juga di didik untuk nantinya setelah sebulan atau beberapa minggu di evaluasi. Tidak hanya sekedar melaporkan, tapi juga harus laporan (hasil belajar) yang benar. Juga tidak hanya diserahkan ke gurunya, tapi orang tua juga harus proaktif dan tumbuh kembang sesuai yang diharapkan,” ulasnya.
Panduan cerita bergambar yang dianggap paling mudah, katanya, nantinya akan disebarkan dan dikembangkan di seluruh Jawa Timur.
“Sehingga dari pembelajaran yang kreatif ini inovasi dari guru-guru ini, dapat dikembangkan, dan dicetak luas agar lebih menyeluruh dimanfaatkan sebagai pola pembelajaran yang kreatif. Ada panduan, dan memberikan pendidikan karakter yang bisa menguatkan agar anak paham menjadi pengembangan anak soleh bagaimana dan cerita itu bermanfaat menjadi contoh yang baik secara kompetensi sosial,” ujarnya.
Sementara itu, menurut Ketua Yayasan Al Baitul Amin yang juga membawahi lembaga pendidikan TK di lembaga tersebut, H. Hasin Syafrawi mengatakan, dengan penerapan pola pembelajaran cerita bergambar lebih mudah dipahami dan mengajarkan kepada orang tua wali murid untuk lebih melek teknologi.
“Apalagi nanti menjadi panduan bagi orang tua, agar bisa menjadi pengajar yang baik bagi anak-anaknya. Juga dari gemar membaca ini, untuk pembentukan karakternya juga setiap minggunya di malam Jumat, ditambahkan dengan kegiatan sholawat, baca Al Quran (menyesuaikan dengan kemampuan anak) dan juga membaca al Fatehah,” katanya.
Sehingga anak mendapatkan pembelajaran ilmu tematik untuk membentuk karakter yang positif dan agamis.
“Apalagi juga bisa diterapkan dengan kultur budaya masing-masing, dengan menceritakan buku itu menggunakan bahasa daerah atau bahasa sehari-hari,” katanya.
Teknik pembelajaran apapun dibebaskan dan disesuaikan. Bagi yang non muslim juga bisa menyesuaikan dengan ajaran agamanya masing-masing.
“Cerita bergambar itu pola terbaik dan metode bagus, hanya masalahnya kadang terkendala biaya mahal. Tapi kondisi saat ini, inovasi yang ada bisa disesuaikan,” tandasnya. (*)
Comment