JEMBER, (News Indonesia) – Pasar tradisional di Jember rupanya belum memiliki fasilitas yang memadai untuk masyarakat khususnya bagi para pedagang.
Masalah tersebut terungkap dalam kesaksian Muhadi kepada calon bupati Muhammad Fawait di sela-sela kegiatan kampanye yang dilakukan di Pasar Kepatihan, Selasa (1/10/2024) pagi.
Pria yang berdagang di Pasar Tanjung itu menuturkan, sebagai pasar terbesar di Kabupaten Jember Pasar Tanjung tidak memiliki tempat ibadah dan MCK yang bersih.
“Mulai tahun 1992 sampai sekarang bukan tambah baik tapi tambah jelek MCK-nya. Pasar Tanjung sebesar itu juga tidak ada tempat ibadahnya,” tuturnya.
Baca Juga: Diduga Ada Kampanye Senyap di Lingkup ASN, Tim Advokasi Fawait-Djoko Datangi Bawaslu Jember
Muhadi menjelaskan, dirinya pernah menjadi pengurus paguyuban pasar sempat meminta tempat untuk ibadah ke Dinas Pasar. Namun, sampai sekarang hal tersebut tidak terwujud.
Bahkan, dia pernah meminta sebuah bangunan bekas pentas rakyat untuk dijadikan musholla tapi tidak dituruti. Meski biaya pembangunan akan ditanggung para pedagang.
“Harapan kami Gus Fawait bisa mewujudkan aspirasi kami. Kalau puasa (Ramadhan) para pedagang itu sampai tarawih di atas di tempat terbuka,” keluhnya.
Sementara, Gus Fawait yang mendengar keluh kesah pedagang mengaku prihatin pasar terbesar di Jember tidak dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.
“Saya terharu karena beliau-beliau selain mencari rezeki juga mengingat kewajiban beribadah,” ucapnya.
Pasangan Djoko Susanto itu pun berkomitmen, setiap pasar tradisional di Jember harus memiliki tempat ibadah, minimal Musholla.
“Sarana ibadah akan menjadi prioritas program kami. Sebagai calon yang berlatar belakang santri, tentu kami tidak boleh mengesampingkan hal tersebut,” tegasnya.
Tak hanya tempat ibadah, sarana dan prasarana pasar akan diperbaiki.
Dalam segi keamanan, kata Fawait, setidaknya akan dipasang CCTV. “Kenapa kita tidak pasang di pojok-pojok pasar agar terpantau sehingga selain orang-orang nyaman di pasar, keamanannya harus kita perhatikan,” urainya.
Tidak kalah penting menurut Gus Fawait adalah kebersihan. Petugas kebersihan harus ada di setiap pasar.
“Harus ada tim khusus kebersihan yang ditempatkan oleh Pemda di pasar tradisional. Saya pernah lihat sebuah pasar di Surabaya, tradisional tapi ada trolinya dan bersihnya luar biasa. Kalau kabupaten lain bisa, Jember harusnya jauh lebih bisa,” imbuhnya.
Dengan perbaikan sejumlah fasilitas di atas, Gus Fawait yakin dampaknya akan sangat besar bagi perekonomian masyarakat.
“Kalau pasar tradisional ramai, maka perputaran ekonomi semakin tinggi, pendapatan masyarakat juga tinggi maka pengangguran dan kemiskinan di kota dan desa akan menurun,” pungkasnya.
Comment