Hari Jadi Lebak Dikritisi Aktivis GMNI

LEBAK, (News Indonesia) – Hari jadi Kabupaten Lebak ke 190 dikritisi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Kritikan itu disampaikan puluhan aktivis mahasiswa dalam sebuah orasi di ujung pertigaan jalan Multatuli Rangkasbitung.
Mereka mengingatkan Pemkab Lebak agar tidak abai dalam memayungi masyarakat dari berbagai persoalan kemanusiaan, diantaranya adanya ancaman pencemaran kawasan laut di Lebak selatan oleh Industri besar dan kejahatan asusila yang kerap menimpa kaum perempuan dan anak-anak.
“Indikasi pencemaran limbah industri terhadap kawasan laut di Lebak selatan sangat rentan, kami mendesak pemerintah agar limbah buangan pabrik benar – benar di awasi pemerintah daerah. Selain itu, kerapnya terjadi tindakan kejahatan terhadap anak- anak dan perempuan,” kata Koordinator aksi Sandi Maulana, Kamis (06/12).
Inti dari pergerakan saat ini, tentunya tidak diartikan hanya sebatas seruan. Akan tetapi, hendaknya hal ini menjadi atensi serius bagi Pemkab Lebak. Ingat, lanjut Sandi, Max Havellar berkata bahwa hakikat pembangunan itu, sebaiknya mampu memanusiakan manusia.
“Jika soal hak-hak hak manusia kerap dilanggar dan pemerintah abai dalam pengawasan dan tindakannya. Maka dapat diartikan pembangunan tersebut gagal,” tegasnya.
Salah seorang tokoh politik Lebak Hezi Paudu Zebua, menilai aksi para aktivis GMNI adalah seruan moral yang layak mendapatkan perhatian khusus dari steak holder Pemkab Lebak.
“Jangan diartikan macam-macam macam lah, saya melihat aksi mereka cukup damai. Terpenting apa yang mereka serukan cukup konstruktif, dalam kerangka menuju pembangunan manusia seutuhnya,” ujar Hezi.
Selanjutnya, ada aksi yang berlangsung dalam damai itu, cukup mendapat perhatian publik Lebak, karena dilakukan di jalur protokol ibu kota Kabupaten Lebak. (Yans/Dewi)

Comment