Lewat Parlemen, Samhari siap Menjadi Pelayan Masyarakat Pamekasan
PAMEKASAN, (News Indonesia) – Momentum pemilihan legislatif (pileg) 2019, merupakan hal yang penting bagi masyarakat sebagai cara untuk menentukan wakil rakyat menyuarakan hak mereka di pemerintah daerah.
Hadirnya Samhari, pria asal Dusun Lonpao Tenga, Desa Blaban, Kecamatan Batumarmar, yang menjadi salah satu kandidat siap maju menjadi anggota Dewan. Pria berkaca mata itu maju bukan tanpa alasan.
Sebab, jebolan Pesantren terkemuka di Kabupaten Pamekasan itu mencalonkan diri demi menjadi pelayan masyarakat Gerbang salam dengan membawa dan memperjuangkan aspirasi masyarakat di tingkat Kabupaten.
“Saya siap menjadi pelayan masyarakat bukan minta dilayani, tentu jika kami diberikan amanah,” ungkapnya, Senin (30/7/2018).
Diakuinya, masyarakat sebagai raja yang perlu dilayani akan menjadi niat utama baginya untuk maju. Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yaitu Pertai Demokrat akan menjadi kendaraan baginya menuju Parlemen. “Masyarakat adalah raja, dan kami akan menjadi pelayannya,” jelasnya.
Maju di Dapil III Kabupeten Pamekasan yang meliputi tiga kecamatan, yakni kecamatan Waru, Pasean dan Batumarmar, ia Bertekad untuk membawa aspirasi dan cita cita masyarakat pantura.
“Dari sinilah saya bertekad maju untuk berada di parlemen sebagai penyambung lidah masyarakat untuk meraih cita-citanya, yaitu menumbuhkan kesejahteraan yang merata,” katanya.
Samhari yang dikenal sebagai santri ini berjanji akan terus berniat, abdinya selama di pondok pesantren Bata-bata Pamekasan akan terus dilanjutkan dengan mengabdi untuk masyarakat dan negara.
Secara kepemimpinan, tidak perlu diragukan dan dipertanyakan lagi, latar belakang santri akan menjadi modal utama baginya untuk menjadi pemimpin masyarakat. Baginya, santri sebagai produk nyata dari pesantren yang memang sesuai dengan spirit pesantren dalam mencetak seseorang yang multi talent dalam segala bidang.
“Pengabdian kami belum selesai, maka perlu dilanjutkan untuk masyarakat dan negara, dan santri sudah saatnya memimpin,” tegasnya.
Menurutnya, santri dalam misinya selalu menyelaraskan dengan perkembangan sosial kultur dan keinginan luhur pesantren itu sendiri, sehingga mendharma baktikan diri dalam ke ummatan sebesar besarnya pengabdian.
“Pengabdian itu akan selesai kala dharma kemanusiaan tertunaikan,” pungkasnya. (AQ/Jie)
Comment