Warga Madat Gelar Tunang Rapai Uroeh untuk Lestarikan Seni Musik Tradisional Aceh

Foto : Sejumlah warga sedang memainkan alat musik tradisioanal "Rapai Uroeh" Yang digantung pada kayu yang telah disiapkan

ACEH TIMUR, (News Indonesia) — Usai masa panen padi, warga Gampong Matang Keupula Sa, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur, menggelar kegiatan seni budaya bertajuk “Tunang Rapai Uroeh”, yakni perlombaan alat musik tradisional Aceh antara Grup Rapai Uroeh Matang Keupula dan Grup Rapai Matang Keulayu dari Kabupaten Aceh Utara. Jumat (6/11/2025).

Pertunjukan musik tradisional yang digelar di Desa Matang Keupula Sa pada Jumat malam (6/11/2025) tersebut berlangsung meriah dan disaksikan oleh ratusan warga sejak pukul 22.00 WIB hingga menjelang subuh.

Bagi para pecinta seni rapai, pertunjukan ini memiliki daya tarik tersendiri. Bunyi pukulan rapai yang serentak dan ritmis menciptakan suasana khas yang memukau. Alat musik ini dibuat dari kulit lembu dan kayu hutan, serta dipercaya memiliki kekuatan suara yang bisa terdengar hingga radius 4–5 kilometer.

Rasyidin, salah seorang warga setempat, mengatakan bahwa rapai uroeh merupakan salah satu kesenian tradisional yang masih digemari dan dilestarikan oleh masyarakat Madat hingga kini.

“Rapai uroeh adalah warisan budaya dari nenek moyang masyarakat Aceh. Sampai sekarang, masih banyak warga yang berminat dan aktif memainkan alat musik ini,” ujar Rasyidin.

Ia menjelaskan, setiap grup rapai biasanya memiliki sekitar 20 buah rapai dengan nama-nama unik dan populer, seperti Tualang Tuha, Umping Bedoe, Aneuk Beude, Keuceubong, dan Cermen Apui.

“Namanya saja sudah unik, dan setiap rapai memiliki ciri khas suara masing-masing. Harganya pun bervariasi, mulai dari sekitar Rp60 juta hingga Rp100 juta per satu set rapai,” tambahnya.

Kegiatan Tunang Rapai Uroeh ini menjadi salah satu bentuk upaya masyarakat Madat dalam melestarikan seni dan budaya tradisional Aceh agar tetap hidup dan dikenal oleh generasi muda.

Comment