SUMENEP, (News Indonesia) — Kepala Desa (Kades) Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Joni Junaidi, dilaporkan ke Polsek Sapeken atas dugaan penganiayaan terhadap seorang perempuan bernama Nadia (21). Laporan tersebut diterima aparat kepolisian pada Kamis (14/8).
Peristiwa itu bermula pada Rabu (13/8), ketika Nadia mengaku mendapat tamparan dari Kades Sapeken saat sedang membeli makanan bersama seorang temannya di sekitar dermaga baru.
“Beliau bertanya kapan saya datang, lalu pipi saya ditempeleng. Makanya saya lapor polisi,” ujar Nadia kepada wartawan.
Nadia menegaskan tidak memiliki hubungan pribadi dengan terlapor. Ia menduga penampilannya yang dianggap tidak sesuai dengan norma setempat menjadi salah satu penyebab kejadian.
Sementara itu, Joni Junaidi tidak membantah adanya insiden tersebut. Namun, ia menyebut tindakannya bukan penganiayaan, melainkan bentuk pembinaan.
“Itu pembinaan saya selaku kepala desa ke warga. Tujuannya menjaga nama baik desa,” ujarnya. Kamis (14/8/2025).
Menurut Joni, penampilan Nadia yang dinilai terbuka dan bertato dianggap bertentangan dengan norma agama. Ia juga menyebut bahwa pada 2024 yang bersangkutan pernah menandatangani surat pernyataan untuk berpakaian sopan saat berada di Sapeken.
Joni menambahkan, usai kejadian tersebut dirinya dipanggil oleh tokoh agama setempat, KH AD Dailamy Abuhurairah. Menurut Joni, tokoh agama itu mengingatkan dirinya untuk tetap menegakkan program desa yang telah dicanangkan, yakni Sapeken Bersatu dan Sapeken Ibadah.
Kapolsek Sapeken, AKP Taufik, membenarkan adanya laporan dari warga tersebut. “Benar, ada laporan dari Nadia dengan terlapor Joni. Saat ini masih kami proses sesuai prosedur hukum yang berlaku,” jelasnya.
Kasus ini kini masih dalam tahap penyelidikan, dan pihak kepolisian menyatakan akan menanganinya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Comment