Warga Giliraja Gelar Aksi, Tuding CSR Perusahaan Migas Tak Tepat Sasaran

SUMENEP, (News Indonesia) -- Sejumlah Pemuda kepulauan Giliraja, Kecamatan Giligenting, Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar aksi turun jalan ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Senin (9/9/2019).

SUMENEP, (News Indonesia) — Sejumlah Pemuda kepulauan Giliraja, Kecamatan Giligenting, Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar aksi turun jalan ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Senin (9/9/2019).

Kedatangan mereka, untuk mempertanyakan realisasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Ophir Medco Energy Company yang dianggap tidak tepat sasaran dan disfungsi.

Korlap aksi, Ach Sidqi Sadiq dalam orasinya menyampaikan, CSR perusahaan migas yang mengeruk kekayaan perairan kecamatan Giligenting dianggap tidak memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat setempat.

“Keberadaan perusahaan migas lewat tanggungjawab sosialnya selama ini tidak tepat sasaran, bahkan realisasinya terindikasi hanya dimanfaatkan oknum oknum tertentu yang sengaja memainkan keberadaan dana CSR,” terangnya, kepada sejumlah media usai menggelar demonstrasi.

Dalam kajiannya, program tanggungjawab sosial perusahaan selama ini, terindikasi tumpang tindih, karena realisasi programnya cenderung menjelma menjadi program APBDes dan APBD.

“Selama ini, program CSR mengalami disfungsi dan disorientasi, CSR cenderung menjelma dengan program APBDes dan APBD, sehingga terkesan tidak jelas mana CSR mana program pemerintah,” beber Sidqi.

Sejumlah pemuda yang mengatasnamakan dirinya Aliansi Masyarakat Giliraja (AMG) ini, sedikitnya menyampaikan tujuh poin tuntutan. Salah satu diantaranya menuntut agar perusahaan memberikan sudsidi listrik bagi masyarakat giliraja dan menyediakan fasilitas kesehatan berupa ambulan laut maupun darat.

Poin lain, mereka meminta CSR dapat difungsikan terhadap peningkatan pendidikan, program pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan memberikan bantuan usaha untuk menekan angka urbanisasi warga setempat.

Selain itu, desakan membubarkan pihak ketiga selaku pelaksana dan pengawas realisasi CSR, karena dianggap gagal dalam mengelola dam melakukan pengawasan, turut menjadi poin dalam aksi demostrasi yang diklaim pendemo menjadi aksi perdana.

Dalam penyampaiannya, mereka berencana menggelar aksi dengan massa yang lebih besar dari empat desa di pulau Giliraja ke titik eksploitasi, pada Sabtu (14 September 2019) mendatang, untuk menyampaikan tuntutan serupa.

“Demo hari ini, menjadi agenda perdana, kami akan demo besar besaran pada Sabtu mendatang, langsung ke titik eksploitasi, jika mereka tidak mampu merealisasikan itu, kita akan desak PT. Ophir Medco Energy Company untuk angkat kaki dari perairan Gili Genting,” imbuh orator aksi, Suyitno.

Pantauan media ini, aksi tidak berlangsung lama, karena setelah selesai menyampaikan tuntutan, mereka bergegas meninggalkan gedung wakil rakyat di jalan Trunojoyo tanpa mau ditemui para politisi di gedung parlemen tersebut

“Kami ke sini, hanya ingin berpamitan, kami tidak ingin beraudiensi apalagi berdiskusi, kami hanya ingin memberitahukan kami akan menggelar demo ke lokasi eksploitasi langsung,” tandasnya.

Sementara Kabag ESDA Mohammad Sahlan menjelaskan, penentuan CSR itu sudah dilakukan melalui Musdes. Dan diusulkan oleh masyarakat terdampak.

“Jadi, itu lewat musdes. Mengakomodir kepentingan masyarakat,” singkatnya. [imam/FN]

Comment