SUMENEP, (News Indonesia) — Salah satu guru di SMPN 2 Sumenep, Madura, Jawa Timur dikabarkan meninggal dunia usai tertular virus corona.
Kabar meninggalnya salah satu pendidik di Kota Keris itu menyebar di WhatsApp Grup pada Rabu (2/9) kemarin sekitar pukul 14.00 WIB.
“Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Selamat jalan sahabat rasa saudara, semoga terang kuburmu, diampuni segala dosa, diterima segala amal ibadah,” tulis Angga (bukan nama sebenarnya).
“Iya benar, kabarnya positif corona, dirawat di RSUD dr. H. Moh. Anwar,” timpal anggota grup yang lain.
“Meninggal tadi jam 12 kata temen2. Kmrn baru ada berita, SMPN 2 kembali PJJ krn ada guru positif covid,” jawab anggota grup yang lain.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Carto, mengatakan, penghentian KBM tatap muka di SMP Negeri 2 Sumenep dilakukan paling lama satu bulan.
“Kita hentikan dulu jangan lakukan pembelajaran tatap muka dulu,” ucapnya.
Bagi sekolah lain, lanjut Carto, untuk tingkat SMP dan SD kelas 4 sampai 6 masih diizinkan melaksanakan KBM tatap muka. Dengan syarat, tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Untuk wilayah daratan, pembelajaran tatap muka hanya dilakukan per dua pekan sekali dengan masa pertemuan tiga hari. Sedangkan untuk kepulauan, dapat dilakukan tiga hari dalam sepekan, dengan kapasitas maksimal per kelas 16 siswa.
“Semua wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” tegas mantan Kadisparbudpora ini.
Sebelumnya, Bupati Sumenep A Busyro Karim telah menginstruksikan, meski tatap muka (TM) baru berlangsung satu hari, kegiatan belajar mengajar (KMB) di SMP Negeri 2 Sumenep harus tetap ditutup untuk sementara waktu.
“Sejak hari ini (Selasa, 01/09) kegiatan belajar kembali pada pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kita khawatir itu menyebar ke mana-mana,” kata Bupati Busyro, dilansir dari IG Kominfo Sumenep.
Menurut Bupati dua periode ini, pihaknya tidak ingin mengambil resiko dengan menggelar pembelajaran tatap muka. Sebab, siswa dan guru menurutnya harus benar-benar sehat dan tak boleh sampai ada indikasi yang terpapar Covid-19.
“Kita semua kan ingin sehat. Jadi guru harus sehat, siswa harus sehat, pengelola di sekolah termasuk orangtua siswa juga harus sehat. Karena siswa yang masuk harus ada izin orangtua,” tandasnya. (*)
Comment