Perempuan Madura dan Dunia International

SUMENEP, (News Indonesia) – Presiden Joko Widodo Mendeklarasikan Perayaan Hari Perdamaian International di Aula As-Syarqawi, Ponpes Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep, Minggu (08 Oktober 2017).

Perayaan Hari Perdamaian International ini diinisiatori oleh Wahid Foundation, bekerja sama dengan United-Nation Women atau persatuan perempuan antar negara di dunia yang telah mendapat mandat dari PBB.

Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau akrab dipanggil Yenny Wahid, Pimpinan Wahid Foundation dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Perayaan Hari Perdamaian International dengan tema umum “Empowerment of Women” bertujuan untuk menguatkan dan menumbuhkan peran seorang perempuan dalam kegiatan sosial.

Menurutnya, Perempuan adalah kunci utama kesuksesan sistem kepemerintahan sebuah negara. Oleh karena itu, perempuan-perempuan Indonesia harus menjadi pelopor kesuksesan dan perdamaian dunia, khususnya para perempuan Madura yang tipikalnya cerdas, ulet dan pekerja keras.

Dengan bekal kerja keras, ulet dan cerdas inilah Perempuan Madura dapat menjadi bagian penting dari dunia Internasional, khususnya untuk menjadi penyanggah negara dan pelopor perdamaian Internasional.

Baca Juga: Tiba di Annuqayah, Jokowi Sematkan Pesan Perdamaian

Itulah alasan yang diungkapkan Yenny Wahid terkait ketertarikannya menyelenggarakan Perayaan Hari Perdamaian International di Madura, Sumenep khususnya.

“Dengan ini, Perempuan Sumenep dan Madura pada umumnya telah menjadi bagian dari komunitas perempuan pelopor perdamaian Internasional,” ungkap Yenny saat sambutan.

Perempuan Asal Jepang, Wiwa Kato, perwakilan dari UN-Women yang hadir pada acara tersebut ikut menjelaskan bahwa penguatan perempuan ini sangat penting dilakukan dengan cara membuat komunitas perdamaian bagi perempuan antar negara.

Menurutnya, Indonesia adalah “great example of women community in peace” (contoh yang baik berkaitan dengan komunitas perempuan damai).

“It works here, in Indonesia,” ujarnya dalam bahasa inggris yang fasih.

Sedang menurut Presiden Joko Widodo, Perdamaian ialah saat perbedaan-perbedaan, keberagaman agama, budaya, suku, ras dan bahasa disyukuri dan dijaga g bersama.

“Kita ini memiliki 714 suku, jauh lebih banyak dibandingkan singapura yang hanya 4 suku dan Afghanistan yang hanya 7 suku. Karena itu, mari kita jaga bangsa yang besar ini dengan tetap menjadikan pancasila sebagai dasar negara kita,” tegasnya.

Selain itu, Presiden meminta 3 peserta untuk maju membacakan pancasila, menyebutkan jumlah suku dan pulau.

Ia juga mengajak seluruh peserta bersaksi bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat besar, yang harus hati-hati dijaga dan dirawat.

“Perdamaian tidak dapat dipaksakan, tapi harus ditumbuhkan. Ibu-ibu, para perempuan berperan penting menumbuhkan perdamaian bangsa kita ini,” lanjutnya.

Selain itu, Penulis buku “Rahasia Perempuan Madura” A. Dardiri Zubairi telah lama menjelaskan kekuatan Perempuan Madura dalam esainya.

Yang lain, perempuan Madura itu pekerja keras. Bahkan dalam hal tertentu daya tahan survival-nya lebih kuat ketimbang laki-laki.

“Saya pribadi menyaksikan ibu saya, meski ia hanya seorang ibu rumah tangga, nampak sangat perkasa. Ia berada di dapur sejak habis subuh hingga waktu dluhur,” sebutnya.

Tidak tanggung-tanggung, pada acara tersebut, juga dilangsungkan pembacaan ikrar komunitas perempuan madura untuk perdamaian Internasional dengan beberapa poin pokok; meningkatkan kualitas hidup keluarga, hidup penuh cinta dan damai dalam suku yang berbeda, mencintai tanah air, menjaga Pancasila dan NKRI serta menjaga hubungan persaudaraan satu tanah air. (Ky/Jie)

Comment